Ada Tinggalan Kolonialisme yang Tak Berakhir dengan Diraihnya Kemerdekaan

- Jumat, 16 April 2021 | 10:06 WIB
Katrin Bandel
Katrin Bandel

Nun di Hamburg, Katrin Bandel memilih jurusan yang mempertemukannya dengan Indonesia gara-gara cerita sang ayah tentang Bali. Agak menepikan sastra dulu dan kini memilih mencurahkan perhatian ke kajian gender pascakolonial.

 

BAGUS PUTRA PAMUNGKAS, Jogjakarta, Jawa Pos

 

SEMUA berawal dari keheranan. Mengapa orang Indonesia lebih menaruh hormat kepada warga Barat? Mengapa orang Barat selalu dianggap lebih pintar? Katrin Bandel yang datang dari Jerman pun meneliti apa yang memicu keheranannya tersebut. Sampai akhirnya pada 2017 terbitlah buku dengan judul: Kajian Gender dalam Konteks Pascakolonial.

Ternyata, inferioritas di hadapan Barat itu tertanam sejak kedatangan Belanda pada 1596. Yang kemudian terbawa bahkan setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia (meski sesudah 1945 mereka dua kali melakukan agresi militer dan baru melakukan ”penyerahan kedaulatan” pada 1949) berakhir pada 1942.

Belum lagi soal isu gender yang saat ini masih dipengaruhi era kolonial. Pada masa penjajahan, wanita diperlakukan lebih buruk ketimbang laki-laki. ”Zaman kolonial, argumen soal perempuan yang belum pantas mendapat perlakuan setara laki-laki terus direproduksi,” ungkap dosen Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Jogjakarta itu.

Lahir dan besar di Jerman, Katrin tahu sekali bahwa stigma itu masih menancap kuat di Barat. ”Bagi mereka, perempuan di negara ketiga belum maju dan harus dibantu,” tambahnya. Padahal, kini kaum hawa sudah mendapat kesetaraan dalam berbagai hal. Mulai pendidikan hingga posisi dalam pekerjaan.

Meski memang ada ”pengecualian” di sana sini. Katrin mencontohkan kehidupan wanita di kota-kota metropolitan dengan di daerah. Wanita dari kota seperti Jakarta lebih beruntung karena diperlakukan setara dengan pria. ”Tapi, bukan berarti apa yang diterapkan wanita Jakarta bisa dilakukan pada wanita daerah. Semua punya porsi masing-masing,” ungkap wanita yang memilih mualaf pada 2016 itu.

Begitu pula mereka yang berada di Barat yang menganggap perempuan dunia ketiga, termasuk Indonesia, harus segera dibantu. ”Kalaupun membantu, feminis Barat tidak bisa langsung mengatakan ini benar atau itu salah. Tidak bisa dengan sikap menggurui. Kebutuhan wanita di Indonesia dengan di Amerika (Serikat) pasti berbeda,” jelas Katrin.

Problem-problem itulah yang masih didapati Katrin. Menurut dia, Indonesia boleh saja sudah merdeka. Kemudian lepas dari jajahan Belanda, termasuk Jepang. ”Tapi, ada masalah yang tidak langsung berakhir dengan diraihnya kemerdekaan. Stigma pikiran yang minder kepada warga Barat atau soal kesetaraan gender yang harus dibenahi,” katanya.

Itu memang bukan hanya problem khas Indonesia. ”Beberapa negara yang pernah mengalami era kolonialisme juga demikian,” terang wanita kelahiran 29 Desember 1972 tersebut. Pada titik itulah perhatian Katrin kini terfokus. Dia sering menulis soal kesetaraan gender, termasuk soal religi atau agama.

Penulis buku Sastra Kolonialisme Pascakolonialitas itu ingin memberitahukan: orang Indonesia bisa saja lebih pintar daripada warga Barat dan perempuan bisa meraih apa saja yang dicita-citakan. ”Sebenarnya negara bukan belum maju. Tapi, semua negara bekas kolonial belum tahu cara mengatasi kondisi seperti itu,” terang wanita yang lahir di kota kecil di Jerman, Wuppertal, itu.

Saking pedulinya dengan kehidupan pascakolonial, Katrin sampai agak menepikan dulu sastra. Padahal, sebelumnya, Katrin lebih dikenal karena menelurkan banyak karya terkait dengan sastra Indonesia. Salah satu karya pentingnya adalah Sastra, Perempuan, Seks. Pada buku terbitan 2006 itu, dia menulis beda antara ”penulis perempuan” dan ”perempuan penulis”.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X