SAMARINDA–Tiga titik rawan banjir bakal menjadi prioritas penyelesaian tahun ini di kepemimpinan Wali Kota Andi Harun dan wakilnya, Rusmadi Wongso. Yakni, simpang Mal Lembuswana, simpang Sempaja, dan Jalan DI Panjaitan.
Sebelumnya, titik-titik itu masuk penyelesaian dalam program kerja 100 hari (lihat infografis). Andi Harun mengatakan, ada beberapa pokok yang dibahas, antara lain mengaktualkan program yang mengacu masterplan banjir yang sudah di-review Balai Wilayah Sungai (BWS) tahun lalu, mengoordinasikan pembagian pelaksanaan tanggung jawab berdasarkan memorandum of understanding (MOU) antar-instansi. Selain itu, memetakan permasalahan sosial yang berpotensi menghambat program penanganan banjir, dan penyusunan APBD berbasis penanganan banjir.
“Selama ini, eksekusi yang dilakukan kurang berdampak. Makanya kami ingin ada program besar yang dikerjakan, agar dampaknya terasa juga ke masyarakat,” ucapnya di akhir rapat koordinasi pengendalian banjir, (14/4).
Dia menambahkan, aksi itu sebagai kelanjutan dari program kerja 100 hari, tiga titik rawan banjir tersebut akan mendapat kucuran dana lebih, khususnya dari APBD Samarinda. Selanjutnya, tim akan melakukan rapat teknis lanjutan untuk aksi-aksi selanjutnya.
Andi Harun mencontohkan, permasalahan di simpang Mal Lembuswana, ada saluran gorong-gorong yang terhubung ke Sungai Karang Mumus (SKM) tetapi tidak berfungsi karena tidak dipelihara. “Nanti saluran itu akan dibuka dan diperlebar, sehingga mempercepat aliran air dari simpang Mal Lembuswana menuju SKM,” ucapnya.
Dia meminta agar tim, baik kota maupun provinsi, untuk mengkaji peralihan fungsi lapangan bola masyarakat di Vorvo, agar beralih fungsi sebagai kolam retensi untuk menampung sementara aliran air dari arah Jalan Letjen Soeprapto (eks Pembangunan). Jika disetujui, akan dibangun crossing drainase menghubungkan kolam-kolam tersebut menuju ke kolam retensi Vorvo. “Dari situ air akan dibuang menggunakan pompa yang sudah ada menuju SKM. Jadi lebih cepat. Termasuk memperbaiki pintu air di Gang 8 Jalan Dr Soetomo, rencananya dipasang pompa agar air SKM tidak kembali ke simpang Mal Lembuswana,” ucapnya.
Sedangkan di Jalan PM Noor, dia komitmen membantu pembebasan lahan yang tengah dikerjakan bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR dan Pera Kaltim. Di sana juga terdapat pasar masyarakat yang rencananya direlokasi. “Nanti kami siapkan lahan baru,” ucapnya.
Ditemui terpisah, aksi penangan banjir di Samarinda tahun ini juga dilakukan pusat yang bersumber dari APBN.
Kasi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air BWS Kalimantan IV Gus Agung Guntoro mengatakan, pada 2021, pihaknya mengerjakan tiga kegiatan. Yakni, pembangunan turap SKM segmen Pasar Segiri senilai Rp 33 miliar, turap SKM segmen Griya Mukti Rp 5 miliar, dan pengerukan Waduk Benanga senilai Rp 16 miliar. “Itu merupakan program lanjutan, dan akan berjalan simultan di tahun-tahun selanjutnya,” ucap dia.
Sementara itu, terkait aksi provinsi, Kabid SDA Dinas PUPR dan Pera Kaltim Runandar pada beberapa kesempatan mengatakan untuk penyelesaian banjir di Samarinda, tahun ini pihaknya melaksanakan kegiatan di beberapa titik yang merupakan lanjutan kegiatan tahun lalu. Yakni normalisasi SKM senilai Rp 10 miliar, normalisasi Sungai Karang Asam Besar (SKAB) senilai Rp 1 miliar, dan pembangunan drainase di Jalan DI Panjaitan senilai Rp 7,8 miliar. (dns/dra/k8)