Dibuat Manual, BPOM Nyatakan Produk Vaksin Nusantara Dibuat Dalam Kondisi Tidak Steril

- Kamis, 15 April 2021 | 14:40 WIB
Mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto, penggagas vaksin Nusantara. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto, penggagas vaksin Nusantara. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA– Rabu (14/4) beberapa anggota DPR RI datang ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto untuk memberikan sampel darah untuk keperluan uji klinis Vaksin Nusantara. Sebelumnya ada beberapa tokoh, salah satunya Aburizal Bakrie juga datang. Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan beberapa catatan pembuatan Vaksin Nusantara.

Uji klinis tahap dua vaksin nusantara tetap berjalan. Rabu (14/4) tim peneliti vaksin tersebut menerima kedatangan rombongan pejabat dari DPR untuk melakukan pengambilan sampel darah di RSPAD Gatot Soebroto. Setelah pengambilan sampel darah, pekan depan mereka akan divaksinasi menggunakan vaksin nusantara. Vaksin Nusantara merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan, RSPAD Gatot Subroto, RSUP Dr. Kariadi, dan Universitas Diponegoro.

Vaksin Nusantara sendiri menggunakan sel dendritik. Caranya dengan mengambil bagian tubuh dari calon penerima vaksin, dalam hal ini darah, lalu diolah. Pengobatan menggunakan cara ini sebenarnya awam dilakukan untuk penyakit kanker. Namun, vaksinasi menggunakan sel dendritik merupakan yang pertama dilakukan di dunia oleh tim peneliti.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad turut menyambangi RSPAD Gatot Soebroto kemarin. Dia datang ke sana untuk ikut ambil bagian dalam uji klinis tahap dua vaksin nusantara. Meski belum mendapat lampu hijau dari BPOM, rangkaian uji klinis vaksin itu tetap berlanjut. Kedatangan Dasco tidak ubahnya bentuk dukungan DPR terhadap pembuatan vaksin tersebut.

Kepada awak media, Dasco menyatakan bahwa kemarin sampel darahnya sudah diambil. "Untuk diolah selama tujuh hari, untuk dijadikan vaksin nusantara yang kemudian akan dimasukkan ke dalam tubuh saya dalam tujuh hari ke depan," terang dia. Politisi Partai Gerindra tersebut menyatakan, pengambilan sampel darahnya berjalan lancar. Sebelumnya, pemeriksaan kesehatan juga dilakukan.

Dasco menyatakan, dirinya sempat ditanyai riwayat penyakit yang pernah dia derita. Tim dokter juga sudah menjelaskan kemungkinan-kemungkinan munculnya efek setelah dirinya divaksin. "Dan saya pikir itu kemungkinannya juga kecil," imbuhnya. Guna memastikan hal itu, dia mempersilakan awak media kembali datang ke RSPAD saat vaksinasi dilaksanakan pekan depan. Selain dirinya, Dasco menyebut ada beberapa orang yang datang ke RSPAD untuk diambil sampel darahnya.

Khusus dari DPR, kata dia, jumlahnya 40 orang. Menurut dia, pihaknya bersedia mendukung dan divaksinasi menggunakan vaksin nusantara demi menunjukkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Selain itu, ketersediaan vaksin dari luar negeri juga turut menjadi pertimbangan Dasco. "Apalagi sekarang ini embargo vaksin dilakukan oleh negara-negara penghasil vaksin," bebernya. Menurut dia kondisi itu harus disikapi dengan mendukung produk lokal.

Dasco mengakui vaksin nusantara bukan vaksin satu-satunya yang diupayakan diproduksi di dalam negeri. Namun demikian, keberadaan vaksin itu tetap penting. Karena itu, dia menilai kehadiran vaksin nusantara tidak perlu diperdebatkan. "Karena antara vaksin satu dengan vaksin lain itu tidak ada masalah," imbuhnya. Dia pun menapik kontroversi vaksin nusantara. Menurut dia, keterangan BPOM sudah jelas. "Mereka mempersilakan untuk memulai uji (klinis) fase (dua) ini," tambah dia.

Selain Dasco, Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena juga datang ke RSPAD Gatot Soebroto. Sampel darahnya juga sudah diambil oleh tim dokter di RSPAD yang dikomandoi oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Menurut dia, tahapan uji klinis vaksin nusantara sudah sesuai dengan arahan BPOM. Catatan yang harus diperbaiki sudah ditindaklanjuti oleh tim dokter. "Berbagai perbaikan sudah dilakukan tim peneliti yang intinya adalah memenuhi unsur BPOM," tegas dia.

Untuk itu, Komisi IX DPR memberi dukungan kepada tim peneliti. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk diambil sampel darah dan divaksinasi pekan depan. "Saya terima kasih karena banyak tokoh bangsa yang mengikuti proses ini," kata dia. Selain anggota DPR dan keluarga, dia melihat ada beberapa tokoh yang datang untuk diambil sampel darahnya. Di antaranya adalah mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo.

Menurut Gatot, dia turut mendukung vaksin nusantara lantaran merasa cinta kepada hasil kerja keras anak-anak Indonesia. Dia mengaku tidak ambil pusing dengan pro kontra yang muncul berkaitan dengan vaksin tersebut. Dia hanya menjalankan keyakinannya setelah diberi tahu dan diajak ikut ambil bagian oleh Terawan. "Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik, kemudian uji klinik, kenapa tidak saya (ikut), apapun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," tegasnya.

Sementara itu, politikus PDIP Adian Napitupulu mengungkapkan bahwa kedatangannya ke RSPAD Gatot Soebroto kemarin bukan atas nama partai. Kedatangannya juga tidak berkaitan dengan DPR. Dia hadir di RSPAD sebagai masyarakat yang mencari obat. "Orang mau pro kontra, saya harus cari obat untuk diri saya. Bagaimanpun juga tubuh saya dan keluaga saya adalah tanggung jawab saya," jelasnya. Menurut Adian, vaksin nusantara adalah jawaban untuk orang-orang seperti dirinya.

Adian mengaku, sebagai masyarakat yang punya riwayat penyakit jantung, Sinovac bukan vaksin yang cocok untuk dirinya. Pun demikian dengan vaksin AstraZeneca. Sebab, vaksin tersebut punya efek samping yang bisa menyebabkan pengentalan darah. "Dan itu musuhnya penyakit jantung," kata dia. Untuk itu, dirinya datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan harapan vaksin nusantara menjadi jawaban atas pencarian yang dia lakukan. "Ini persoalan saya dengan tubuh saya, dan saya harus mendapatkan jawaban terhadap persoalan tubuh saya," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengatakan, aksi sebagian anggota yang menjadi relawan vaksin nusantara bukan sikap lembaga. Melainkan sikap pribadi masing-masing anggota.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X