Mereka Menemukan ”Rumah” di Indonesia, Saya Merasa Dipilih Langsung oleh Tanah Jawa

- Kamis, 15 April 2021 | 11:02 WIB
DEDIKASI: Elizabeth D. Inandiak di Pondok Centhini, Jogjakarta. Butuh enam tahun baginya untuk meriset dan menulis ulang Serat Centhini. BAGUS PUTRA PAMUNGKAS/JAWA POS
DEDIKASI: Elizabeth D. Inandiak di Pondok Centhini, Jogjakarta. Butuh enam tahun baginya untuk meriset dan menulis ulang Serat Centhini. BAGUS PUTRA PAMUNGKAS/JAWA POS

Dari Prancis, Elizabeth Inandiak datang ke Indonesia untuk menulis soal Islam versus kebatinan sebelum kemudian bertemu Serat Centhini. Mendirikan Rumah Menapo di Muarojambi untuk tempat menginap peneliti dan penulis serta pusat kegiatan warga.

BAGUS PUTRA PAMUNGKAS, Jogjakarta

ANDAI sang ibu tidak datang ke Jogjakarta pada 1991, tidak akan pernah ada buku berjudul Centhini: Kekasih yang Tersembunyi. Ketika itu, dari Prancis, sang ibu datang ke Jogjakarta dengan membawa tiga buku untuk buah hatinya, Elizabeth D. Inandiak. 

Salah satu buku yang berjudul Le Carrefour Javanais karya penulis Prancis Denys Lombard menarik perhatian Eli, sapaan Elizabeth. Buku itu mengorek sejarah kehidupan di tanah Jawa. Ada satu bagian yang membuat Eli jatuh hati: Serat Centhini. ”Saya masih ingat, Serat Centhini hanya ditulis dua halaman. Pendek, ringkas, tapi jelas,” kata perempuan asal Prancis itu saat ditemui Jawa Pos di Pondok Centhini, Jogjakarta.

Apa yang membuat Eli tertarik? ”Ceritanya adalah tentang pengembaraan orang yang kehilangan arah. Karya luar biasa, tapi belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun,” ungkapnya. 

Serat Centhini mengisahkan pengembaraan Amongraga. Pangeran muda yang kabur meninggalkan Kerajaan Giri pada abad ke-17. Mencari keabsahan Tuhan dengan sifat sombongnya. Sementara itu, Centhini adalah sang abdi, yang kelak malah mampu menemukan Tuhan dengan segala kerendahan hatinya.

Kisah itu diserat pujangga Keraton Solo pada 1814 sesuai dengan perintah Pangeran Anom Hamengkunegara III. Baru pada 1850 Serat Centhini selesai ditulis. Ada sembilan jilid. Jilid pemungkas yang dikenal paling ”nakal” ditulis langsung oleh Pangeran Anom Hamengkunegara III. Kisah itu membuat Eli yakin harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis.

Pada 1996, Eli memulai penelitian untuk menulis ulang Serat Centhini. Tapi, kesulitan benar-benar dihadapi ibu satu anak tersebut.  Sebab, tidak ada peninggalan fisik dari Serat Centhini. Maklum, begitu mahakarya dengan 4.200 halaman itu selesai ditulis, Pangeran Anom Hamengkunegara III menghadiahkannya kepada ratu Belanda.

Perempuan kelahiran Lyon, Prancis, itu kemudian bertemu beberapa orang yang dianggap tahu soal Serat Centhini. Eli pun mengunjungi Makam Sunan Giri di Gresik. Bertanya soal sejarah Amongraga. ”Setelah itu, saya menemui Gus Dur, ketua NU (Nahdlatul Ulama) saat itu,” kata Eli.

Dari Gus Dur itulah dia mulai menguak Serat Centhini. Ternyata, di Madura ada beberapa pesantren yang pernah menulis ulang serat yang di sebagian kalangan dijuluki sebagai ”Kamasutra-nya Jawa” itu dengan judul: Pamongrogo dan Pamongroso.

Dari situ pula dia tahu bahwa Mohammad Rasjidi, menteri agama pertama Indonesia, pernah membuat disertasi soal Serat Centhini di Universitas Sorbonne, Prancis. Disertasi itu ditulis dalam bahasa Prancis.

”Saya langsung terbang ke Prancis untuk membaca disertasi itu,” kata anak ketiga di antara lima bersaudara tersebut.

Dia benar-benar beruntung disertasi itu ditulis dalam bahasa Prancis. Meski begitu, dibutuhkan waktu enam tahun bagi Eli untuk menuntaskan pekerjaannya.

Pada 2002, buku berjudul Les Chants de lile a dormer debout le Livre de Centhini itu resmi terbit. Dia mampu meringkas 4.200 halaman menjadi 430 halaman saja. Buku itu sukses dengan torehan penghargaan terbaik pada Prix de La Francophonie 2003.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X