Ceramah Lewat 10 Menit, Dai Diingatkan lewat Bel

- Rabu, 14 April 2021 | 21:00 WIB
Salat tarawih di Masjid Islamic Center Samarinda.
Salat tarawih di Masjid Islamic Center Samarinda.

Melaksanakan salat Tarawih di tengah pandemi membuat masjid harus berkompromi dengan protokol kesehatan. Namun, hal itu tak menyurutkan animo masyarakat berburu berkah di malam Ramadan.

 

DADANG YONO, NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda

 

SPANDUK imbauan berjejer rapi. Isinya, agar jamaah mematuhi protokol kesehatan. Tadi malam (13/4), suasana Masjid Raya Darussalam Samarinda lebih ramai dari biasanya. Pada malam kedua Ramadan, jamaah berbondong-bondong menunaikan salat Isya yang dilanjutkan salat Tarawih berjamaah.

Sebelum memasuki rumah ibadah yang terletak di Jalan KH Abdullah Marisie, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota, Kaltim Post bersama para jamaah diukur suhu tubuhnya dan diminta mencuci tangan terlebih dulu. Dari 46 pintu masjid, hanya enam yang dibuka. Hand sanitizer juga disediakan di setiap pintu masuk masjid yang terbuka. Di dalam masjid, tak ada pemandangan permadani. Jamaah membawa sendiri alas salat. Termasuk wajib mengenakan masker ketika salat.

Saf laki-laki dan perempuan diatur. Berjarak 1 meter. Mengikuti titik hijau yang telah disediakan petugas masjid. “Kami juga bentuk gugus tugas, ada delapan orang. Fungsinya memonitor jamaah yang tidak pakai masker, kita kasih masker nanti," kata Ketua Pengurus Masjid Raya Darussalam, Harnani kepada Kaltim Pos seusai salat Tarawih. Dia menuturkan, dibanding tahun sebelumnya, jumlah jamaah tadi malam tidak begitu padat. Dari tiga lantai masjid, hanya lantai dasar yang terisi. Itu pun hanya setengahnya.

Setelah salat Isya, diselingi ceramah agama oleh KH Azhar Qowim yang membahas tentang ibadah selama Ramadan. Waktu kajian ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit. "Untuk ceramah memang dipersingkat, paling lama 15 menit. Cuma kami tekankan agar bisa 10 menit, jika lewat kami juga akan mengingatkan penceramah dengan bel. Ada disediakan," ungkapnya. Dia melanjutkan, menyesuaikan wabah Covid-19 yang belum hilang, pelaksanaan ibadah berjamaah Ramadan pada tahun ini dipersingkat waktunya.

Meski salat Tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat, seluruh kegiatan di masjid diharapkan selesai pukul 21.00. Pemangkasan waktu juga diberlakukan untuk kegiatan ibadah lainnya. Seperti taklim dan tilawah. "Sebenarnya ini tidak jauh berbeda sebelum ada pandemi. Tapi cuma ada penyesuaian (waktu) saja. Kalau sebelum pandemi biasanya sampai pukul 21.30 Wita, tahun ini pukul 21.00 Wita sudah selesai," tuturnya. Kaltim Post juga mengikuti rangkaian ibadah di Masjid Nurul Mu'minin atau yang sering disebut masjid Pemprov Kaltim.

Setelah dibuka pada Agustus 2020, baru pada tahun ini Masjid Nurul Mu'minin melaksanakan salat Tarawih. Melaksanakan salat tarawih di tengah pandemi, membuat masjid harus berkompromi dengan protokol kesehatan. Animo masyarakat dengan masjid baru ini pun cukup tinggi. Walhasil, jamaah yang salat di masjid ini sampai ke area lapangan masjid. Pengurus Masjid Nurul Mu'minin yang juga menjabat Asisten Administrasi Umum Setprov Kaltim Fathul Halim mengatakan, pelaksanaan salat Tarawih pada dasarnya sama saja.

"Tarawihnya sama saja dengan biasanya. Kami Tarawih dengan delapan rakaat dan 3 rakaat Witir. Ini kami samakan dengan kebiasaan di Masjid Nurul Mu'minin yang lama," kata Fathul. Lalu, berdasarkan pembicaraan dengan para imam, tidak ada pengarahan khusus apakah salat harus dipercepat karena pandemi. Dia menambahkan, surah-surah yang dibaca ketika salat Tarawih itu semua bergantung dari imam yang memimpin Tarawih saat itu. "Kita yang penting salat yang tertib. Kalau imamnya mau membaca surah-surah yang pendek saja silakan kalau mau membaca surah yang panjang juga silakan," sambungnya.

Mengikuti protokol kesehatan, Fathul menuturkan jika kapasitas masjid tidak diisi penuh. "Kami menerapkan prokes (protokol kesehatan). Masih ada pengaturan jarak, wajib pakai masker. Salat Tarawih dilaksanakan seperti biasa tidak dipercepat," jelasnya. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim HM Rasyid, pada dasarnya ibadah di bulan puasa tetap wajib dilakukan oleh setiap muslim. Namun, menjaga kesehatan dan keselamatan umat juga penting. Untuk itu, pada Ramadan kali ini masyarakat tetap bisa beribadah namun harus menerapkan protokol kesehatan.

"Sah-sah saja melakukan ibadah tetapi yang perlu diperhatikan adalah protokol kesehatan. Tidak masalah menggunakan masker ketika salat karena tidak mengganggu syarat sah salat," kata dia. Berjarak dalam salat jamaah pun tak diperbolehkan karena ada urgensi untuk menjaga diri. Sebab, tugas manusia adalah saling menjaga baik menjaga diri maupun orang lain. Ada sebagian orang beranggapan enggan menggunakan protokol kesehatan karena merasa bahwa penyakit dan kematian adalah urusan Allah.

Dijelaskan Rasyid, memang kematian dan penyakit itu berada ada di tangan Allah. “Namun, tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar bagaimana kita bisa sehat terus dan membawa kebaikan sebelum kematian itu,” ungkapnya. (riz/k8)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X