Meski tengah mengenakan seragam cokelat, Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Joko Hadi Apriyanto tak lupa dengan tempat dirinya dibesarkan. Termasuk tak meninggalkan kegiatan sosialnya sebagai penggali kubur. Menurut dia, hal itu selurus dengan semboyan Polri. Melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat.
TINDAKAN Bripka Joko pernah mencuri perhatian masyarakat. Sempat viral pada 2018 karena polisi yang bertugas di Sat Samapta Polresta Samarinda itu juga aktif menjadi tukang gali kubur.
Pria bertubuh kekar kelahiran 8 April 1987 itu sejatinya telah menjadi tukang gali kubur sejak masih duduk di bangku sekolah. Sebelum menjadi anggota kepolisian. Tepatnya kelas IX sekolah menengah pertama (SMP).
"Dari dulu saya sudah ikut gali kubur. Jadi saya tukang gali kubur yang jadi polisi, beda dengan polisi yang bantu gali kubur," ucapnya seraya bercanda.
Pria yang dikenal ramah senyum itu menceritakan kisahnya. Sempat hendak diberi apresiasi. Diberangkatkan khusus untuk sekolah kepolisian. Namun ditolak. "Bukan pangkat sama jabatan yang saya cari, Mas. Saya suka seperti itu untuk mencari amal baik saja, untuk bekal nanti (di akhirat)," imbuhnya.
Selama setahun terakhir, Joko diamanahkan warga sekitar untuk menjadi ketua pengurus Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslimin, Kelurahan Karang Asam. Selama dia diamanahkan tanggung jawab, makam yang digunakan empat kelurahan itu dibuat jauh lebih baik. Beberapa fasilitas yang sebelumnya tidak ada dibuat. Seperti toilet umum, penerangan hingga wifi.
"Ya itu biar sama-sama enak juga warganya. Jaringan internet juga dipakai sama anak-anak buat belajar," katanya.
Dalam peningkatan fasilitas dan biaya perawatan TPU, anak keempat dari tujuh bersaudara itu sebenarnya sering menggali dana pribadi sendiri. Menutup kekurangan dalam operasional makam hingga untuk upah perawat makam.
"Ya kalau dipikirkan biayanya ya enggak jalan. Seadanya aja. Tapi harapannya ada bantuan pemerintah, setidaknya keringanan listrik dan bantu obat rumput. Karena mahal juga obat rumput itu," ungkapnya.
Selama dia menjabat ketua pengurus TPU, Joko juga menyisihkan uang untuk menebus lahan tak terpakai yang berada di tepi pemakaman. Sebab, setiap tahunnya kapasitas lahan pasti akan berkurang.
"Itu kan lahan enggak dikelola juga, jadi dari pada tidak terpakai lebih baik dimanfaatkan untuk pemakaman. Itu lahan milik PT Inhutani. Siapa tahu ada yang mau bantu juga," tutupnya. (*/dad/dra/k8)