JAKARTA- Masih adanya pergerakan manusia membuat pengendalian Covid-19 terkendala. Salah satu yang digunakan untuk antisipasi adalah dengan vaksinasi Covid-19. Meski memasuki bulan puasa, Kemenkes berencana untuk tetap melakukan vaksinasi.
Juru Bicara Kemenkes terkait vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi (12/4) menjelaskan bahwa meski mudik telah dilarang, pergerakan masyarakat meningkat pada beberapa waktu belakangan. Adanya pergerakan ini dikhawatirkan akan adanya peningkatan kasus Covid-19. "Vaksinasi lansia menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi," ujarnya.
Lalu bagaimana vaksinasi saat puasa? Nadia menjelaskan merujuk surat eedaran (SE) 13/2021 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), maka vaksinasi tetap dilanjutkan. Dalam SE tersebut, MUI berfatwa bahwa vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa. "Vaksinasi dilakukan siang hari atau malam hari asal tidak mengganggu ibadsh," bebernya.
Untuk vaksinasi pada malam hari, Nadia mengatakan akan berkoordinasi dengam pengurus masjid dan puskesmas. Ini untuk menjadwalkan vaksinasi setelah berbuka.
Nadia menyarankan bagi yang hendak vaksin tetap harus menjaga kondisi tubuh. Artinya perlu istirahat cukup dan makan yang bergizi seimbang saat sahur. Lalu perlu cukup minum.
"Kami himbau masyarakat tidak memilih vaksin," kata Nadia. Selama ini ada masyarakat yang memilih vaksin tertentu. Menurut Nadia, vaksin yang terbaik adalah yang sedang tersedia. "Sinovax dan AstraZenec sudah dapat sertifikat WHO," ungkapnya. Selain itu BPOM pun telah melakukan pengkajian.
Selain vaksinasi, protokol kesehatan juga tetap harus dijalanka saat ibadah. Kementerian Agama sudah mengeluarkan SE no 3/2021 tentang panduan ibadah saat pandemi. "Kemenkes juga punya panduan protokol kesehatan di tempat ibadah," ucap Nadia. Dalam aturan tersebut selain kapasitas masjid dan jaga jarak, juga diatur terkait larangan anak dibawah 10 tahun untuk diajak tarawih.
Terpisah, Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro menyampaikan bahwa perlunya memfasilitasi lansia untuk mendapatkan vaksin Covid-19. “Meskipun lansia sudah tidak lagi pergi ke kantor atau dinas resmi, tapi masih produktif dalam hal menyumbangkan pemikiran mereka," ujarnya. (lyn)