Awal Puasa, Harga Bapok Mulai Naik

- Rabu, 14 April 2021 | 09:56 WIB

JAKARTA– Memasuki Ramadan, harga sejumlah bahan pokok mulai merangkak. Kendati kecenderungan itu terjadi tiap tahun saat bulan puasa, pemerintah tidak boleh lengah mengawasi suplai dan distribusi bahan pokok dalam masyarakat. Itu supaya harga yang naik bisa segera normal kembali.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, bahan pokok yang harganya naik adalah minyak goreng, telur, ayam, dan daging sapi. ”Ini yang kami sebut fase kenaikan harga pangan yang selalu terjadi. Paling tidak, selama 10 tahun terakhir kita mengalami yang seperti ini pada awal puasa,” ujarnya (12/4).

Menurut Mansuri, kenaikan harga pangan kali ini tidak seekstrem tahun-tahun lalu. Tepatnya, tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Itu disebabkan kenaikan demand-nya juga tidak setinggi tahun-tahun nonpandemi. Jika biasanya demand melonjak hingga 50 persen, kali ini hanya pada angka 15 persen.

”Tapi, fase tinggi ini masih yang pertama. Ritme belanja masyarakat dalam jumlah besar biasanya juga terjadi pada H-7 hari raya dan H+7 hari raya,” ungkapnya.

Karena itulah, Ikappi meminta pemerintah tetap aktif memantau pasokan dan distribusi bahan pokok. Mansuri mengatakan, saat ini harga cabai rawit masih bertengger pada kisaran Rp 80.000 per kilogram. Harga itu sudah turun karena sempat menyentuh angka Rp 100.000 per kilogram. Normalnya, harga cabai rawit berada pada kisaran Rp 35.000–Rp 40.000 per kilogram.

Mansuri berharap, tidak ada komoditas lain yang seperti cabai rawit. ”Masalah kita itu selalu didata kok. Seharusnya pemerintah bisa menjadikan BPS sebagai satu-satunya sumber data yang akurat,’’ tegasnya.

Faktanya, tiap kementerian dan lembaga punya data masing-masing. Perbedaan data itulah yang kemudian memicu keresahan masyarakat soal pasokan. Rumor yang sering kali diikuti dengan penimbunan tersebut lalu mengerek harga komoditas.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menghitung dan menganalisis mekanisme penghitungan suplai. Dia berusaha memastikan bahwa suplai yang sekarang tersedia itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka, tidak perlu ada kenaikan harga.

”Dari hasil pantauan kami secara nasional, ketersediaan dan harga bapok menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini aman dan stabil,’’ terang Lutfi. Kemendag juga berkoordinasi secara intensif dengan asosiasi produksi, penjual, distribusi, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya guna memastikan ketersediaan bapok dalam skala nasional.

Dia menambahkan, pihaknya dan stakeholder pasar bakal menjamin stabilitas harga bapok secara aktif. Itu supaya lonjakan harga cabai rawit tidak terulang. Khusus cabai, Lutfi mengakui, harganya memang bergolak ketika memasuki masa panen sekaligus cuaca ekstrem yang mengakibatkan gagal panen.

Sejauh ini, menurut Lutfi, pemerintah juga belum melihat urgensi impor bahan pokok untuk menutupi produksi dalam negeri. ”Kemendag melihat semua bapok tersedia dan tercukupi dari produksi dalam negeri. Mudah-mudahan kondisi ini akan membuat suasana Ramadan 2021 bisa lebih baik dan lebih tenang,” pungkasnya. (agf/c13/hep)

 

grafis ---

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X