Bersiap Hadapi Lonjakan Pemakaian Data

- Rabu, 14 April 2021 | 09:54 WIB

SURABAYA– Ini bakal menjadi Lebaran kedua dalam masa pandemi Covid-19. Larangan mudik membuat masyarakat mengandalkan komunikasi jarak jauh untuk bersilaturahmi. Dengan demikian, sektor telekomunikasi pun ancang-ancang mulai sekarang untuk menghadapi lonjakan traffic.

Direktur Network Telkomsel Nugroho mengatakan, komunikasi melalui telepon selular selama Ramadan dan Idul Fitri (Rafi) selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi, masih sama seperti tahun lalu, kali ini pun pemerintah melarang mudik.

’’Rafi tahun ini, traffic broadband diprediksi tumbuh 8,54 persen dibanding hari normal. Sedangkan, layanan panggilan suara bakal meningkat 3,14 persen dan pesan singkat meningkat sebesar 2,95 persen,’’ ungkap Nugroho (12/4).

Jika dibandingkan dengan Rafi tahun lalu, prediksi kenaikan penggunaan data internet akan melonjak hingga 50,51 persen. Sementara itu, pesan singkat naik 5,63 persen secara year-on-year (YoY) dan penggunaan layanan panggilan suara justru turun sebanyak 15,86 persen. Menurut Nugroho, fenomena itu dipengaruhi maraknya berbagai aplikasi panggilan via internet.

Telkomsel memetakan 554 point of interest (PoI) alias wilayah yang harus diawasi ketat selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Itu terdiri atas 255 area residensial, 21 rumah sakit rujukan Covid-19, 43 area fasilitas transportasi, 196 area spesial seperti pusat perbelanjaan, 32 area jalur transportasi dan logistik, serta 7 rumah ibadah besar.

Nugroho menambahkan, pihaknya telah menguatkan kualitas dan kapasitas jaringan pada 236 ribu unit BTS di Indonesia. Itu termasuk tambahan 263 unit BTS 4G tahun ini. Di sisi lain, Telkomsel mengoperasikan 63 unit compact mobile BTS.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) East Area Sales Telkomsel Andri Wibawanto mengatakan, kenaikan traffic data di kawasan Indonesia Timur lebih tinggi daripada nasional. Yakni, sebesar 9,35 persen. Saat ini, penanggulangan gangguan telekomunikasi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) pascabencana masih menjadi prioritas.

Sejauh ini, 36 persen BTS di NTT masih lumpuh. Sebagian besar masalah utamanya adalah pasokan listrik yang belum lancar. ’’Yang jadi masalah adalah enam BTS di Kupang yang memang roboh. Pemulihan jaringan di sana butuh waktu yang agak lama,’’ jelasnya. (bil/c13/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X