KETENANGAN warga di Jalan Gunung Lingai, Gang Rahman, Kecamatan Sungai Pinang, seketika berubah mencekam. Adu mulut yang terjadi di rumah semipermanen Nomor 20, RT 22, berujung peristiwa berdarah.
Sugi dan Purwanto yang juga menghuni rumah bermaterial kayu itu hanya terdiam kebingungan. Melihat darah mengalir deras dari rusuk kiri Bambang Suwito alias Heru (26). Pelaku penusukan itu tidak lain adalah Supiansyah (45), kerabat korban.
"Awalnya Mas Ian (Supiansyah) datang duluan. Duduk di pintu menghadap keluar sebelum Heru datang. Enggak lama Heru datang, masuk rumah duduk di bawah jendela, berdekatan mereka. Habis itu cekcok. Kami (Sugi dan Purwanto) posisinya baring," ungkap Sugi.
Adu mulut yang tak kunjung meredam membuat tensi keduanya semakin meninggi. Tanpa diketahui, Supiansyah tengah menggenggam senjata tajam. Hanya sepersekian detik setelah Supiansyah mendekati Heru, senjata tajam sepanjang sekitar 20 sentimeter dihunuskan pelaku ke rusuk kiri korban. "Pisau yang biasa kami pakai untuk sembelih ayam. Langsung ditusuk. Setelah itu pisau dicabut, kemudian pergi, langsung lari," sebutnya.
Melihat Heru yang sudah terkapar, membuat Sugi dan Purwanto beranjak dari pembaringan. Darah yang terus mengalir, ditambah rekannya mengalami kejang-kejang, membuat keduanya bingung. "Habis nusuk itu dia (Supiansyah) kabur. Bingung kejar pelaku atau menolong," ulasnya. Akibat luka menganga di rusuk kiri, Heru tewas. Jasadnya dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk visum.
Dari informasi yang diterima, peristiwa berdarah itu diduga lantaran masalah “cinta segitiga”. Namun, hal itu masih dicari tahu kebenarannya oleh Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena. Sebab, pihaknya masih fokus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan memburu pelaku. "Saksi masih diperiksa. Ada enam orang. Motifnya masih dicari tahu. Jatanras Polresta Samarinda dan Polda Kaltim masih mengejar pelaku," singkatnya. (*/dad/dra/k8)