Air, lumpur, kayu, batu, dan lainnya, menambah sensasi para penggerak mobil-mobil mini yang sekilas mirip ukuran aslinya. Bubuhan Offroad Samarinda Scale (BOSS) kini masih eksis. Bahkan tak hanya melampiaskan nafsu main bareng, komunitas satu ini juga mengajak para pemain mobil-mobil mini itu berolahraga.
HOBI yang satu ini tidak ada batasan umur. Tidak mengenal jenis kelamin. Selagi suka, Anda dengan mudah memainkannya, meski harus merogoh kocek, hobi yang terpuaskan bakal menimbulkan kebahagiaan tersendiri. Remote Control (RC).
Berawal kecintaannya terhadap mobil-mobil penerabas segala medan, Decky Aristian membangun Bubuhan Offroad Samarinda Scale pada 1 Oktober 2013. Diungkapkannya, untuk RC adventure masuk di Indonesia sejak 2010 ke atas. Meski tak memiliki mobil asli untuk offroad, dulunya Decky pernah bekerja di sebuah perusahaan tambang yang memang kerap menggunakan mobik berpenggerak empat roda atau 4x4. “Kalau mobil asli untuk jenis offroad belum punya, tapi saya gabung juga ke salah satu komunitas mobil offroad,” ungkapnya. Menurut dia, lebih banyak tantangan yang didapatkan.
Komunitas yang kini beranggota lebih 30 orang itu tiap pekannya selalu turun mencoba tempat-tempat baru. “Memang ada yang aktif dan pasif juga, minimal 15 orang sih yang ikut, rata-rata juga pekerja kan, tapi kalau tiap minggu pasti, tergantung janjiannya, pagi atau sore,” imbuhnya.
Memilih RC tentu tergantung masing-masing pehobi. “Kalau yang seperti kami kan adventure, jadi enggak mesti harus ada sirkuit khusus, segala medan bisa,” ujarnya. Karena kerap bersentuhan dengan air dan lumpur, hal itu jelas bakal memengaruhi ke RC yang digunakan. “Di komunitas kami sebisa mungkin bagian-bagian elektroniknya dibalut bahan-bahan waterproof. Kan enggak semua RC dari pabrikan bisa tahan, jadi kadang ditambah lem khusus,” sambung pria kelahiran 2 Oktober 1985 itu.
Diceritakan Decky, meski memainkan mobil mini, tetap ada sensasi. “Kalau naik mobil aslinya memang sensasinya pasti beda. Kami mengurangi risiko jika ada accident. Mobil asli terguling kan sakit juga badan, kalau RC mungkin seperti memekik Aaaaa,” ungkapnya. Namun, sensasi memainkan miniatur tak kalah beda dengan mobil offroad sesungguhnya. “Seru dan menantang juga, apalagi kalau sudah lihat medan-medan yang wah, euforianya makin tambah tuh,” sebutnya. Tak berbeda dengan mobil asli, di RC adventure yang juga identik dengan mobil sungguhan, dengan menggunakan lampu, dan winch yang terpasang di bumper. Memainkan RC adventure juga melatih kekompakan.
Pria yang juga merupakan founder and lead BOSS itu menyebut, RC yang dimiliki juga tak melulu beli dari pabrikan. “Kebetulan saya juga punya workshop, jadi ngerakit sendiri juga,” ujarnya. Dia bersama komunitas tidak ingin hanya bermain di kawasan Kota Tepian. Bahkan para pehobi mobil kecil juga pernah menjajal jalur hutan seperti di Bukit Bangkirai dan daerah-daerah lainnya.
Berbeda dengan RC yang on-road, bisa dimainkan dengan hanya berdiri karena lintasannya sudah jelas. “Itu positifnya main RC adventure, kalau rutenya 3-5 kilometer, ya si pemainnya juga harus ikut di dekat RC yang digerakkan. Jadi, ya harus jalan, sambil olahraga juga,” imbuhnya. Jika rute yang dilintasi RC harus mendaki atau menuruni bukit, begitu pula yang harus dilalui pemainnya. Termasuk melintasi jalur air atau lumpur. “Ya harus basah dan kotor juga,” ucapnya diikuti tawa ringan. Sehingga, adventure yang disebut tak sekadar RC yang dijalankan, pemainnya pun ikut menikmati sensasinya. (dra2/k16)
