Dua Orang Utan Dilatih di BORA

- Selasa, 13 April 2021 | 10:28 WIB
OBSERVASI: Dua orangutan akan dilatih lebih dulu sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.
OBSERVASI: Dua orangutan akan dilatih lebih dulu sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

TANJUNG REDEB–Dua orang utan rehabilitasi Wildlife Rescue Centre (WRC) yang berlokasi di Kulonprogo, Jogjakarta, tiba di pusat rehabilitasi orangutan COP Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) belum lama ini.

Keduanya telah menempuh perjalanan dari Jogjakarta sejak Kamis (8/4) lalu. Sebelumnya telah dilakukan persiapan, baik administrasi, tes kesehatan yang dilakukan bersama dengan mitra WRC Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) dan Centre for Orangutan Protection (COP) untuk memastikan kesiapan satwa.

Setelah proses persiapan rampung, selanjutnya dipersiapkan untuk proses pengangkutan menuju lokasi translokasi. Proses translokasi kedua orang utan tersebut dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Balikpapan menuju Berau. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogjakarta M Wahyudi menyambut gembira proses translokasi satwa itu. Besar harapannya satwa yang ditranslokasi bisa segera dilepasliarkan di habitatnya. “Terima kasih kepada para tim yang sudah mendukung kami dalam melakukan pengiriman dua individu orang utan itu,” ujarnya.

Manajer WRC Reza Dwi Kurniawan menjelaskan, Ucokwati (nama orang utan) sebelumnya dievakuasi BKSDA Jawa Tengah bersama COP dari sebuah restoran di Solo pada Oktober 2011 silam. “Waktu itu Ucokwati bersama satu orang utan lagi bernama Joko. Karena keterbatasan fasilitas kandang di WRC Jogjakarta, kami menyatukan mereka dalam satu kandang, dan Ucokwati hamil tidak lama kemudian. Mungil merupakan anak dari Ucokwati yang lahir pada 2013,” ungkap Reza.

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Kalimantan Timur Nur Patria Kurniawan menyebut, pelepasliaran merupakan tahapan penting dari semua proses rehabilitasi satwa liar. Hal itu merupakan komitmen dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal KSDAE beserta jajarannya untuk mewujudkan kelestarian orang utan Kalimantan di habitat alaminya.

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras rekan-rekan di lapangan, mulai proses penanganan di bandara sampai tiba kedua orang utan tersebut di lokasi pusat rehabilitasi orangutan BORA, serta dukungan dari mitra yaitu COP,” sebutnya.

Selanjutnya, setelah diobservasi tim medis dan perawat satwa, keduanya akan dimasukkan dalam program rehabilitasi.“Kedua orang utan dikenal sangat agresif terhadap manusia, dan itu poin yang bagus. Selanjutnya, tugas perawat satwa untuk menstimulasi keduanya untuk mendapatkan insting liar dengan bergabung ke sekolah hutan, dan mendapat kesempatan mengeksplorasi diri di pulau pra pelepasliaran,” tutur Manajer BORA Widi Nursanti. (kpg/aky/sam/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X