Kaltim Rawan Angin Kencang Sepekan ke Depan

- Selasa, 13 April 2021 | 10:18 WIB
Pohon tumbang akibat angin kencang di kawasan Bukit Soeharto, beberapa waktu lalu. Sepekan ke depan diprediksi angin kencang melanda Kaltim.
Pohon tumbang akibat angin kencang di kawasan Bukit Soeharto, beberapa waktu lalu. Sepekan ke depan diprediksi angin kencang melanda Kaltim.

BALIKPAPAN-Siklon tropis seroja dan siklon tropis odette berpotensi memunculkan bencana hidrometeorologi di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat, disertai kilat dan angin kencang di beberapa wilayah di Indonesia. Termasuk di Kalimantan.

Koordinator BMKG Kaltim yang juga menjabat Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I SAMS Sepinggan Balikpapan Erika Mardiyanti mengatakan, dampak kedua siklon tropis itu adalah angin kencang sesaat yang harus diwaspadai. “Yang bisa terjadi hampir semua kabupaten/kota di Kaltim. Prakiraan sampai sepekan ke depan, dengan kecepatan 15-20 knot,” ungkap Erika dalam keterangannya, Ahad (11/4). Dia mengimbau masyarakat agar tetap memantau prakiraan yang dirilis secara berkala oleh BMKG. Serta selalu memperbarui kondisi cuaca ketika akan beraktivitas.

“Yang penting adalah hindari berada di bawah pohon ketika angin kencang. Karena potensi angin kencang bisa terjadi pada siang maupun malam hari,” pesan perempuan berkerudung ini. Dia melanjutkan, secara meteorologis, uap air dan massa udara basah yang ada di Kaltim akan ditarik oleh siklon tersebut ke selatan Jawa. Sehingga, kondisi di Kaltim cenderung panas berawan dalam beberapa hari ke depan. Meski demikian, dia berharap publik tetap mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan pantauan yang dirilis BMKG kemarin, siklon tropis Seroja terpantau di Samudra Hindia bagian selatan Jawa Tengah. Bergerak dengan kecepatan 75 kilometer per jam. Membentuk area pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi dari pesisir utara Jawa Barat hingga di pesisir selatan Jawa Tengah. Selain itu, siklon tropis odette terpantau pula di Samudra Hindia bagian barat daya Banten membentuk low level jet atau suatu area dari angin yang relatif kencang di bagian terbawah dari atmosfer.

Kondisi itu menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sistem siklon tropis seroja dan odette. Selain itu, potensi gempa bumi juga patut diwaspadai. Pasalnya, selama April 2021, sudah enam kali gempa yang melanda Indonesia. Terbaru, lindu bermagnitudo 6,7 yang melanda 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (10/4). Hingga kemarin, gempa susulan dilaporkan masih dengan magnitudo 5,3 di kedalaman 98 kilometer. Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Mudjianto menerangkan, sifatnya bencana gempa bumi sampai saat ini belum bisa diprediksi. Mengenai waktu terjadinya dan lokasinya. Serta berapa besar energi yang dilepaskan dari lindu tersebut.

“Kita waspada saja. Dan seandainya terjadi, kita harus bisa berbuat apa, untuk menghadapi kejadian tersebut. Upaya mitigasi tentunya yang harus diperkuat, dan dilakukan setiap saat. Sebagai bentuk sosialisasi atau pun geladi lapangan. Sebelum, saat dan sesudah terjadi gempa bumi,” pesannya kepada Kaltim Post kemarin. Mudjianto menuturkan, gejolak alam, khususnya gempa bumi setiap saat dapat terjadi. Dan memang harus terjadi. Karena bumi berputar pada porosnya atau melakukan rotasi. Sehingga menimbulkan energi dan dilepaskan, baik berskala kecil maupun berskala besar.

Di mana, hal ini tergantung pada sistem geologi setempat. “Artinya untuk mematahkan batuannya diperlukan energi besar atau kecil,” ucap mantan kepala BMKG Palu ini. Selain itu, juga dibutuhkan laju penyusupan lempeng samudra ke benua. Secara geologi dan tektonik, di Kaltim terdapat tiga struktur sesar sumber gempa. Yaitu Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster. Dan hasil monitoring kegempaan BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat, di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur menunjukkan masih aktif.

“Jadi intinya setiap saat gempa bumi dapat terjadi. Dan yang terpenting kita selalu waspada. Terutama daerah-daerah yang masuk wilayah rawan bencana gempa bumi. Seperti Jawa, Sumatra, Bali, NTB dan NTT, Papua dan Sulawesi. Termasuk sebagian Kalimantan,” ungkapnya. (kip/riz/k15)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X