KOLOMBO– Chaos di panggung Mrs Sri Lanka awal pekan ini berujung pada urusan hukum. Mrs World Caroline Jurie dan model Chula Padmendra ditahan (9/4). Namun, mereka dibebaskan dengan jaminan.
’’Mereka ditahan karena insiden pada Minggu (4/4), atas tuduhan luka ringan dan tindak kriminal,” jelas juru bicara kepolisian Ajith Rohana, sebagaimana dikutip BBC. Sehari sebelumnya, Jurie dan Ketua Pelaksana Kontes Kecantikan Mrs Sri Lanka Chandimal Jayasinghe dimintai keterangan oleh pihak otoritas.
Kedua tersangka dijadwalkan menjalani sidang perdana di Pengadilan Magistrat Kolombo pada 19 April mendatang. Pelaksana Mrs Sri Lanka berharap Jurie merilis pernyataan maaf pada publik.
’’Kami kecewa. Tindakan Caroline Jurie di panggung sungguh memalukan dan organisasi Mrs World telah memulai investigasi terkait kasus tersebut,’’ papar Jayasinghe dalam pernyataan terpisah. Dia melanjutkan, Pushpika De Silva –yang menjadi korban dalam malam seremoni– dinobatkan kembali sebagai Mrs Sri Lanka 2020.
Drama kontes kecantikan terbesar Sri Lanka itu berlangsung di malam puncak. Jurie, pemenang Mrs World 2019, tiba-tiba menganulir keputusan juri. Dia menyebut De Silva tak layak memenangi kontes yang dikhususkan untuk perempuan yang telah menikah itu.
’’Ada peraturan yang melarang perempuan yang telah menikah, lalu bercerai (untuk berpartisipasi di Mrs World, Red). Jadi, aku mengambil langkah dan menyatakan tiara ini untuk tempat kedua,” ucap Jurie.
Dia melepas paksa tiara yang sudah disematkan di kepala De Silva. Dalam rekaman yang diunggah Colombo Gazette, jawara Mrs Sri Lanka 2020 tersebut tampak kesakitan, lalu meninggalkan panggung sambil menangis.
De Silva pun menyatakan kekecewaannya di Facebook. Dia menceritakan, insiden itu membuat kepalanya cedera dan harus dirawat di rumah sakit. De Silva mengakui, dirinya hidup terpisah dari suami. Namun, mereka belum bercerai.
Dia menegaskan akan menempuh langkah hukum terkait ketidakadilan dan penghinaan yang dilakukan Jurie. ’’Sebagai penutup, ratu sejati bukanlah perempuan yang melepas mahkota perempuan lain, tapi perempuan yang diam-diam memasangkan mahkota pada perempuan lainnya,” tuturnya.
Dalam konferensi pers, De Silva menyatakan tidak menyimpan dendam kepada pihak yang merendahkannya di panggung seremoni. Dia menyatakan, kemenangan tersebut didedikasikan untuk para perempuan kepala keluarga. ’’Banyak ibu tunggal di Sri Lanka yang menderita sepertiku saat ini. Tiara ini kudedikasikan untuk mereka, para ibu tunggal yang berjuang membesarkan anak mereka sendirian,” ujarnya. (fam/c18/ayi)