ZIARAH makam menjadi salah satu tradisi menjelang bulan suci Ramadan. Tahun ini, budaya ziarah tak jauh berbeda dengan sebelumnya karena masih dalam masa pandemi Covid-19.
Meski kini tak seketat tahun lalu, protokol kesehatan (prokes) tetap menjadi sarat yang harus diikuti. Dari pantauan Kaltim Post, kemarin (9/4) sore, TPU Muslimin di Jalan Abul Hasan dan Jalan Cendana tidak terlalu ramai oleh peziarah.
Peziarah yang menghaturkan doa bagi mendiang keluarganya tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, sebelum masa pandemi melanda. Awak media ini sempat meminta keterangan Ketua Pengurus TPU Muslimin Kelurahan Karang Asam, Bripka Joko Hadi Aprianto.
Pria yang juga anggota Samapta Polresta Samarinda itu menerangkan, selama masa pandemi peziarah jauh lebih sepi. Setidaknya dari dua kali momentum bulan suci Ramadan, jumlah peziarah menurun drastis. “Beda jauh waktu sebelum Covid-19,” kata Joko.
Spanduk berupa imbauan dipasang di gapura TPU. Bahkan, tempat mencuci tangan lengkap dengan sabun telah disediakan agar peziarah terhindar dari Covid-19.
“Kami imbau untuk jaga jarak dan pakai masker. Kalau kami larang serba-salah juga, jadi dilema nanti malah tersinggung, karena ini juga momentum ziarah,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Wahiduddin menerangkan, ziarah makam telah menjadi tradisi menjelang Ramadan dan Idulfitri.
“Tapi tetap harus pakai masker, harus ikuti protokol kesehatan. Mungkin kami akan seperti tahun kemarin, membagikan masker,” ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk memaksimalkan pencegahan Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 akan menyambangi pengurus makam untuk memberikan imbauan yang akan diterapkan peziarah. “Kami akan bentuk tim kecil untuk imbauan ke pengurus makam yang besar (sering dikunjungi) saja,” tutup Hendra. (*/dad/kri/k8)