Kisah Soleman, Ketua RT yang Selamatkan Warganya dari Amukan Banjir

- Jumat, 9 April 2021 | 11:11 WIB
Soleman
Soleman

Saat subuh setelah semalaman tak bisa tidur, Soleman Kamenglet menggedor pintu rumah warga dan membangunkan mereka. Tindakannya telah menyelamatkan ratusan nyawa.

 

TAUFIQURRAHMAN, Jakarta, Jawa Pos

 

SUDAH lewat tengah malam, tapi Soleman Kamenglet belum juga bisa memejamkan mata. Entah karena apa. Beberapa jam sebelumnya, ketua RT 11, Kampung Bukapiting, Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu baru saja pulang menghadiri hajatan di desa sebelah. Saat itu, Minggu dini hari (4/4), hari besar bagi umat Kristiani: Paskah.

Setelah bosan di tempat tidur, Soleman bangkit dan meraih ponsel miliknya. Di luar tengah hujan deras dan kondisi gelap. Pria 43 tahun tersebut terus saja memainkan gawainya sampai sekitar jam 4 subuh.

”Setelah itu, saya sempat tertidur sekitar setengah jam. Lalu, saya bangun lagi,” kata Soleman ketika dihubungi Jawa Pos lewat telepon dari Jakarta (8/4).

Merasakan ada sesuatu yang tidak beres, dia pun bergegas ke luar rumah. Dia kaget. Jalan kampung Bukapiting terlihat mulai terendam. Air mengalir memasuki sela-sela gang dan rumah warga. Soleman langsung membangunkan adiknya, Yonathan Kamenglet, dan mengajaknya mengecek kondisi aliran air Kali Ciboili yang mengalir tepat di pinggir Kampung Bukapiting.

Benar saja. Aliran air sungai deras bercampur lumpur. Menurut pandangan mata dan firasat Soleman, banjir ini bakal semakin besar dan membahayakan kampungnya. Soleman dan Yonathan pun berlarian ke seatero penjuru kampong, berteriak-teriak, dan menggedor satu per satu pintu rumah warganya yang masih terlelap dalam buaian selimut. Tak sadar dengan bahaya yang mengancam nyawa mereka dari ketinggian bukit hulu Ciboili.

Selain Yonathan, Soleman membangunkan enam kerabatnya yang semuanya diperintahkan menyebar ke seluruh kampung untuk membangunkan warga. Termasuk warga kampung di seberang sungai. ”Ayo bangun! Semua keluar, tidak boleh ada yang tidak,” teriak Soleman.

Pada titik itu, sekitar jam 5 pagi WIT, warga Bukapiting yang mulai terbangun belum terpikir untuk mengungsikan diri. Namun, mereka mulai bahu-membahu memindahkan barang-barang berharga yang mereka miliki dari rumah-rumah yang posisinya rendah ke tetangga-tetangga mereka yang rumahnya berada di tanah yang lebih tinggi.

Sekitar jam 6 pagi, saat kondisi mulai terang, Soleman dan warga Bukapiting menyadari bahwa banjir sudah semakin tinggi. Hujan juga tak kunjung berhenti. Ketinggian air telah mencapai 40 sentimeter. Tak mau ambil risiko, Soleman memerintah warganya untuk meninggalkan barang-barang mereka dan bergerak ke arah perbukitan di selatan Bukapiting.

Benar saja, sekitar jam 7 pagi sekonyong-konyong muncul gelombang air yang berwarna cokelat pekat bercampur lumpur dan material dari hulu perbukitan Sungai Ciboili. Dalam beberapa detik, 43 kepala keluarga (KK) dan sekitar 200 warga RT 11 Bukapiting menyaksikan dengan mata nanar air bah menghantam rumah mereka yang mayoritas terbuat dari kayu. ”Kami sedih melihat itu. Ada yang nangis, ada yang teriak,” ungkap Soleman.

Warga RT 11 Bukapiting tak bisa berbuat apa-apa menyaksikan kuasa alam. Mereka hanya terdiam bersama-sama. Bingung dan kedinginan di bawah guyuran hujan. Dewasa, lansia, perempuan, dan anak-anak cuma bisa pasrah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X