Keberadaan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Kecamatan Samarinda Utara menjadi krusial, terlebih Samarinda menjadi kota penyangga ibu kota negara (IKN). Bandara dan akses pendukungnya menjadi perwujudan wajah Kota Tepian. Kenyataannya, akses jalan menuju bandara rusak parah, baik dari dalam kota maupun dari arah luar.
SAMARINDA–Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji yang ikut dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPRD Kaltim mengatakan, kegiatan itu bertujuan menyelaraskan program pembangunan, agar tidak tumpang tindih, sesuai dengar laporan yang sering disampaikan. Sehingga, setelah kegiatan itu, tidak ada lagi OPD yang saling melemparkan isu, serta menyinkronkan perencanaan dari tiap-tiap instansi.
"Itu juga sebagai pengetahuan kepada anggota dewan lainnya soal cara main dan program yang direncanakan dan dikerjakan," ucapnya. Dikaitkan dengan kondisi Samarinda sebagai ibu kota Kaltim yang juga menjadi kota penyangga IKN, tata kota Kota Tepian semrawut. Perlu disusun ulang. Rencana penataan sudah dikemukakan Wali Kota Samarinda Andi Harun. "Itu menyambut semangat wali kota untuk mulai menata kota. Baik dari bandara maupun dari tepian Sungai Mahakam," ucapnya.
Sedangkan untuk akses dari Terminal Lempake menuju Bandara APT Pranoto, pihaknya terus berkoordinasi ke BBPJN untuk pelaksanaan perbaikan jika ada kerusakan berdasarkan keluhan warga. Dalam penyampaian BBPJN, ada anggaran Rp 283,8 miliar, dengan skema multiyears contract (MYC) selama tiga tahun, mulai simpang tiga Lempake tembus hingga Sambera dan Santan. "Harapannya 2023 masyarakat bisa menikmati jalan mulus dari Jalan DI Panjaitan menuju APT Pranoto," singkatnya.
Sementara itu, terkait penanganan di jalur tersebut, Kasatker BBPJN Wilayah II Kaltimtara Andre Sahat Tua Sirait mengatakan, banyak masalah di ruas tersebut, terutama akibat perubahan lingkungan berupa pengupasan lahan yang membuat limpasan air kian besar. Posisi jalan yang lebih rendah dari lingkungan sekitar membuat badan jalan sering terendam banjir. Belum lagi beban jalan nasional bertambah akibat perlintasan angkutan batu bara. (lihat infografis).
"Kami telah mengajukan skema MYC jangka 2021–2023 dengan total Rp 283,8 miliar. Tahun ini Rp 38,4 miliar sedang ditender. Targetnya akhir April, pemenang sudah ada, dan Mei pekerjaan sudah dimulai," ucapnya, Senin lalu.
Dia menjelaskan, rencana awal tahun ini fokus perbaikan dimulai dari Simpang Tiga Lempake. Namun, melihat skala prioritas, akan digeser ke kawasan Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, dan berlanjut ke tugu selamat datang Samarinda di dekat Bandara APT Pranoto, tepatnya Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara.
Namun, sebelum kontrak ditandatangani pemenang lelang, pihaknya mengalokasikan anggaran transisi sebesar Rp 1,3 miliar yang diperuntukkan pekerjaan penutupan lubang, peninggi badan jalan, pengendalian tanaman pinggir jalan untuk meningkatkan jangkauan pandang pengemudi, dan pembangunan drainase. "Istilahnya pekerjaan stage construction,atau konstruksi bertahap. Setelah lelang dimulai, pekerjaan fisik bisa meningkatkan titik-titik yang sebelumnya diperbaiki," jelasnya.
Pihaknya berharap masyarakat bisa memahami bahwa penanganan itu memerlukan waktu, dan tengah menanti proses lelang. Bahkan, alat berat dan tim unit reaksi cepat sudah berjaga di sekitar lokasi, melakukan penanganan cepat jika terjadi keadaan darurat. Dengan dana transisi itu, paling tidak Ramadan hingga Lebaran jalur bisa dilintasi masyarakat maupun kendaraan logistik.
"Misalnya saat dua truk angkutan terperosok lubang pada Jumat (2/4) lalu, hanya dua jam waktu diperlukan untuk memindahkan truk dan pelaksana perbaikan. Tim bisa dihubungi jika terjadi kondisi darurat," tutupnya. (dns/dra/k8)