Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan, hingga saat ini upaya pencarian korban masih terus dilakukan. Kendala terbesar adalah ketersediaan alat berat. Meskipun sudah disiapkan, alat-alat berat yang ada belum bisa dikirim ke tujuan terutama ke Kecamatan Adonara dan beberapa titik di Kabupaten Lembata. ”Masih diupayakan beberapa perusahaan yang tengah melakukan pekerjaan jalan kami dikerahkan alat-alatnya untuk dimobiliasi ke beberapa sasaran,” jelas Doni kemarin (6/4)
Doni mengatakan, arahan Presiden Jokowi adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di pengungsian. Untuk itu, BNPB akan berusaha agar para pengungsi tidak terlalu lama tinggal di pengungsian. ”Kami akan berikan fasilitas dana hunian kepada warga terdampak. Per keluarga Rp. 500 ribu rupiah. Mereka bisa menyewa rumah-rumah kerabat dan keluarga terdekat,” jelas Doni.
Sementara itu, beberapa sortie logistik dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar sudah bisa terdistribusikan ke daerah terdampak terutama ke Adonara, Lembata dan Alor.
BNPB sendiri telah menyiagakan sebanyak 6 unit helikopter. Karena beberapa kawasan belum bisa dijangkau oleh transportasi darat atau laut sehingga membutuhkan transportasi udara. Doni menyebut 1 hari terakhir cuaca semakin baik. ”Semoga besok sudah semakin cerah, jarak pandang semakin jauh angin tidak terlalu kencang. Daerah-daerah yang terisolir harus segera mendapat bantuan,” jelas Doni.
Untuk mempercepat evakuasi korban yang tertimbun, Doni mengatakan akan segera didatangkan sejumlah unit SAR dengan anjing pelacak. ”Besok pagi mereka kaan sejumlah satwa. Diprioritaskan di 3 lokasi, Lembata, Alor dan Adonara,” katanya.
Presiden Joko Widodo memberikan empat intruksi yakni mempercepat proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Tambahan personel diharapkan agar ditambah untuk menjangkau lebih banyak wilayah terdampak. BNPB, Basarnas, TNI, dan Polri diminta agar menyisir wilayah terisolir dan bebagai kepulauan di NTT. "Termasuk Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau lainnya," ujarnya.