Kondisi wilayah yang porak-poranda akibat terjangan badai menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kelistrikan. Sehingga proses pemulihan jaringan listrik membutuhkan waktu cukup lama.
Sementara untuk daerah yang masih terdapat genangan banjir, demi keselamatan warga, PLN belum dapat menyalakan aliran listrik. ‘’Kami mohon doa dan dukungan dan doa kepada semua masyarakat NTT yang telah bersabar atas gangguan listrik akibat badai ini, mudah-mudahan semua dapat segera kita normalkan,’’ tuturnya.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada akan bahaya kelistrikan saat terjadi hujan dan banjir. Jika air mulai masuk ke rumah, masyarakat bisa mematikan listriknya secara mandiri.
‘’Mematikan listrik dari Mini Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter. Selanjutnya warga bisa menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile,’’ jelasnya.
Kepala Basarnas Henri Alfiandi mengungkapkan bahwa tim quick respon membantu dan mencari serta memberi pertolongan pada korban-korban terdampak bencana ini. Karena kondisi cuaca, tim penyelamat masih tertunda.
Beberapa tim SAR bantuan akan dikirim dari Denpasar dan Kupang. 3 Tim dikirim dari Sulawesi 2 dari Makassar dan 1 dari Kendari. ”3 tim langsung akan mendarat di Lembata untuk membantu pencarian. Area yang harus dilakukan pencairan ini cukup signifikan,” katanya.