Korban Tewas Siklon Tropis Seroja Tembus 117 Orang

- Rabu, 7 April 2021 | 11:31 WIB
MENUJU PEMAKAMAN: Warga menggotong jenazah korban banjir bandang di Lembata, Flores Timur. (HANRIANUS EMANUEL/AFP)
MENUJU PEMAKAMAN: Warga menggotong jenazah korban banjir bandang di Lembata, Flores Timur. (HANRIANUS EMANUEL/AFP)

JAKARTA—Korban dan kerusakan yang ditimbulkan akibat amukan Siklon Tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Sampai pukul 21.00 WIB (6/4), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 117 orang ditemukan meninggal di NTT dengan 76 lainnya masih dalam pencarian.

Selain itu, 2 orang dilaporkan menjadi korban jiwa dalam bencana banjir di Kabupaten Bima, NTB. Total korban luka sebanyak 146 jiwa. Sementara itu jumlah pengungsi mencapai 2.019 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 8.424 jiwa.

Sementara kerusakan material dilaporkan berupa 343 unit rumah rusak berat, 133 unit rumah rusak sedang, 110 unit rusak ringan. Total 1.992 unit rumah yang terdampak dengan puluhan fasilitas umum lainnya yang rusak berupa jalan yang tertimbun longsor dan jembatan putus.

Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta melaporkan bahwa Siklon Tropis Seroja Kondisi mengatakan pada Selasa pukul 13.00 WIB berada pada 220 km sebelah selatan barat daya Waingapu. Bergerak dengan kecepatan 4 knots (7 km/jam) dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia

Sementara pada tanggal 7 hari ini pukul 13.00 WIB diperkirakan berada 535 km sebelah barat daya Waingapu dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Korban tewas paling banyak ditemukan di Kabupaten Flores Timur yakni 60 orang meninggal dan 12 lainnya hilang dengan total 72 orang korban. Disusul kabupaten Lembata dengan 28 orang meninggal dan 44 orang masih dalam pencarian. Kabupaten Alor mencatatkan 21 meninggal dan 20 orang hilang. Kabupaten Malaka 3 orang meninggal. 1 orang meninggal dan 1 orang hilang di Kabupaten Raijua sementara Kabupaten dan Kota Kupang masing masing mencatatkan 1 orang meninggal.

Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan, hingga saat ini upaya pencarian korban masih terus dilakukan. Kendala terbesar adalah ketersediaan alat berat. Meskipun sudah disiapkan, alat-alat berat yang ada belum bisa dikirim ke tujuan terutama ke Kecamatan Adonara dan beberapa titik di Kabupaten Lembata. ”Masih diupayakan beberapa perusahaan yang tengah melakukan pekerjaan jalan kami dikerahkan alat-alatnya untuk dimobiliasi ke beberapa sasaran,” jelas Doni kemarin (6/4)

Doni mengatakan, arahan Presiden Jokowi adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di pengungsian. Untuk itu, BNPB akan berusaha agar para pengungsi tidak terlalu lama tinggal di pengungsian. ”Kami akan berikan fasilitas dana hunian kepada warga terdampak. Per keluarga Rp. 500 ribu rupiah. Mereka bisa menyewa rumah-rumah kerabat dan keluarga terdekat,” jelas Doni.

Sementara itu, beberapa sortie logistik dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar sudah bisa terdistribusikan ke daerah terdampak terutama ke Adonara, Lembata dan Alor.

BNPB sendiri telah menyiagakan sebanyak 6 unit helikopter. Karena beberapa kawasan belum bisa dijangkau oleh transportasi darat atau laut sehingga membutuhkan transportasi udara. Doni menyebut 1 hari terakhir cuaca semakin baik. ”Semoga besok sudah semakin cerah, jarak pandang semakin jauh angin tidak terlalu kencang. Daerah-daerah yang terisolir harus segera mendapat bantuan,” jelas Doni.

Untuk mempercepat evakuasi korban yang tertimbun, Doni mengatakan akan segera didatangkan sejumlah unit SAR dengan anjing pelacak. ”Besok pagi mereka kaan sejumlah satwa. Diprioritaskan di 3 lokasi, Lembata, Alor dan Adonara,” katanya.

Presiden Joko Widodo memberikan empat intruksi yakni mempercepat proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Tambahan personel diharapkan agar ditambah untuk menjangkau lebih banyak wilayah terdampak. BNPB, Basarnas, TNI, dan Polri diminta agar menyisir wilayah terisolir dan bebagai kepulauan di NTT. "Termasuk Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau lainnya," ujarnya.

Jokowi juga meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk mengerahkan alat-alat berat dari berbagai lokasi sekitar untuk memudahkan proses pencarian. "Apabila jalur darat masih sulit ditembus lakukan percepatan pembukaan akses laut dan udara yang terputus," bebernya.

Untuk mendukung jalannya proses penanganan bencana, Kepala Negara secara khusus menginstruksikan Basuki untuk mempercepat perbaikan infrastruktur penunjang yang mengalami kerusakan seperti jembatan yang roboh dan akses jalan penghubung yang terputus. Selain itu juga segera memulihkan jaringan listtik dan internet. "Segera pulihkan sehingga bantuan dapat tersalurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X