TANJUNG REDEB–Belum lama ini, Kepala Seksi Perencanaan Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kaltim Rahmat Ramadhan bersama Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Berau.
Melakukan identifikasi atau memonitor tempat yang memiliki nilai sejarah. Salah satunya yang ada di Berau yaitu Keraton Sambaliung dan Museum Gunung Tabur.
Bupati Berau Sri Juniarsih mengucapkan banyak terima kasih terhadap yang dilakukan Makmur HAPK. Setelah melakukan monitoring atau identifikasi bersama dengan Pihak PU Kaltim. “Kami sangat mengapresiasi yang sudah berjuang untuk mempromosikan Berau,” ujarnya kepada Berau Post (Kaltim Post Group).
Terkait tempat bersejarah, menurut dia, itu menjadi tanggung jawab Pemkab Berau. Pihaknya akan melakukan evaluasi jika memang ada yang perlu dilakukan perbaikan, bahkan perlu ditindaklanjuti secepatnya. “Lihat dulu, apakah ada yang perlu dilakukan perawatan, jika mampu kami lakukan,” terangnya.
Dengan begitu sesegera mungkin dirinya juga melakukan koordinasi dengan ketua DPRD Kaltim terkait identifikasi tempat-tempat sejarah yang ada. “Semoga kami bisa melakukan koordinasi, sehingga tempat sejarah tidak lenyap dimakan zaman,” tandasnya.
Dalam identifikasi tersebut, ada lima bangunan bersejarah yang dinilai layak mendapatkan perhatian pemerintah. Di antaranya, bangunan Keraton Sambaliung, Museum Gunung Tabur, gedung peninggalan Belanda di Teluk Bayur, Museum Batu Bara, dan Makam Raja Alam di wilayah Kecamatan Batu Putih. “Di Berau ini ada lima cagar budaya yang harus mendapat perhatian. Termasuk di wilayah pesisir, seperti makan Raja Alam,” ungkap Makmur.
Dia mendukung program Pemprov Kaltim untuk memberi perhatian penuh terhadap cagar budaya peninggalan sejarah di Bumi Batiwakkal. “Jadi ada niat dari Pemprov Kaltim untuk mengidentifikasi peninggalan sejarah dan bekerja sama dengan pusat dalam memerhatikan tempat-tempat yang memang menjadi saksi bisu prasejarah lalu,” jelasnya. “Untuk realisasinya seperti apa nanti dilihat ke depan. Karena gerakan itu baru ada tahun ini. Sehingga kami sangat mendukung. Sebab, jika tidak diperhatikan, jangan sampai objek sejarah jadi hilang karena tidak terawat,” imbuhnya.
Rahmat mengatakan, setelah melakukan identifikasi cagar budaya yang ada, pihaknya akan memetakan mana yang menjadi tanggung jawab pemkab dan pemprov. “Jika itu masuk kewenangan provinsi bisa saja dilakukan rehab atau pemeliharaan. Makanya saat ini masih identifikasi dulu,” ungkapnya.
Identifikasi tempat bersejarah dilakukan bukan hanya di Berau. Tetapi di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim. “Banyak daerah yang memiliki peninggalan sejarahnya. Saat ini memang kami sedang melakukan identifikasi,” tandasnya. (kpg/aky/dra/k8)