PROKAL.CO,
Dikenal super aktif, Fitriani menjadi perempuan yang mandiri. Bekerja keras dilakukan sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Beragam profesi dijalani hingga hari ini. Kini dia menyandang sebagai salah satu penyiar radio yang dikagumi masyarakat Kutai Timur.
PEREMPUAN bertubuh mungil yang memiliki nama panggung Cimapit itu pernah berjuang di atas kakinya sendiri. Suka-duka ditempuhnya selama tiga tahun terakhir, sebelum akhirnya menemukan dambaan hatinya Februari 2021 lalu.
Fitri bercerita perjuangannya menjadi seorang penyiar radio. Tidak mudah. Terlebih jam penyiaran nonstop 24 jam. Bekerja secara bergantian dilakoni. Namun, jam kerjanya tidak beraturan. "Kadang masuk pagi, siang, bisa juga sore, bahkan subuh. Yang berat kalau mesti berangkat subuh, rumah kan jauh. Kadang karena itu orangtua saya jadi waswas," ujarnya. Sebelum menikah, dia harus berangkat kerja seorang diri. Rumahnya ke lokasi kerja mungkin berjarak belasan kilometer. Namun, kawasannya cukup sepi dan tergolong jauh dari permukiman. "Ya perempuan sendirian memang agak rawan. Tapi setelah nikah alhamdulillah didukung suami dan diantar-jemput," sambungnya.
Perempuan kelahiran Bone, 10 September 1996 tersebut memang menyukai dunia entertainment. Menurutnya, apapun yang berkaitan dengan aksi panggung sudah diminati sejak kecil. Bahkan, kala menempuh dunia pendidikan, Cimapit betah menjadi moderator atau juru bicara di sekolah.
"Kerjaan itu memang bidang saya, cinta aja sama dunia penyiaran. Kalau dihitung mungkin minat saya sudah di angka 90 persen. Walau sebenarnya dulu job itu tidak masuk dalam daftar cita-cita," imbuh perempuan berkulit putih tersebut.