Wali Kota Samarinda Andi Harun dan wakilnya Rusmadi Wongso kian serius mengatasi banjir. Hal itu dilihat dari rapat penanganan banjir yang diadakan Minggu (4/4) malam bersama OPD teknis, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
SAMARINDA–Rencananya pemkot membuat masterplan baru yang komprehensif, mengikuti perkembangan kota saat ini. Andi Harun menuturkan, dalam pertemuan melalui Zoom itu melibatkan ahli mekanikal dan elektrikal tentang banjir Bambang, ahli hidrologi yang juga konsultan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Eko Wahyudi, dan perusahaan yang konsentrasi pembangunan pompa. Dalam penanganan banjir harus ada sistem yang komprehensif dari hulu ke hilir, misalnya penanganan hulu dengan pembangunan kolam-kolam penampungan pengendalian banjir, di sisi tengah dengan pemeliharaan drainase, dan sisi hilir yakni pembangunan pompa di muara Sungai Karang Mumus (SKM).
"Itu baru brainstorming saja. Sebagai persiapan jangka panjang. Itu kelanjutan dari program kerja 100 hari," ucapnya. Selanjutnya, dia menginstruksikan kepada OPD teknis untuk mulai menyusul kerangka program penanganan banjir, dengan mengukur kemampuan finansial pemkot. Mana yang bisa didanai pusat, provinsi, dan kota, agar bisa diinventarisasi. Selain itu, agar berkoordinasi dengan OPD teknis di provinsi hingga pusat untuk sinkronisasi program.
"Kami minta bulan ini sudah ada masterplan banjir baru yang komprehensif. Dengan menggunakan bahan dari hasil studi atau perencanaan yang sudah ada," ucapnya.
Kepala Dinas PUPR Samarinda Hero Mardanus Satyawan menuturkan, tengah menindaklanjuti arahan wali kota. Terkait dengan review masterplan banjir Samarinda saat ini, tengah digarap BWS Kalimantan IV.
Bentuknya yakni penyesuaian antara desain terdahulu yang pernah dibuat pemkot, dengan kondisi alam dan perkembangan permukiman dan pengupas lahan terkini. "Nanti kami minta dulu hasil review ke BWS untuk dipaparkan ke wali kota," jelasnya.
Dia mencontohkan, dulu sempat ada rencana pembangunan kolam retensi di Samarinda Utara, tepatnya kawasan Batu Cermin, Kelurahan Sempaja Utara, sebagai pengendalian limpasan air sebelum menuju DAS Sempaja. Namun, karena sosial tidak jadi, area yang direncanakan dulunya sudah berubah untuk permukiman. "Makanya nanti kami update kembali," tutupnya. (dns/dra/k8)