PROKAL.CO,
SAMARINDA–Sejak Juni 2020, Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, tertimbun tanah longsor. Buka-tutup badan jalan bukan perihal baru bagi pengendara yang kerap menggunakan jalur tersebut. Material tanah kerap menutup badan jalan.
Endapan lumpur kerap melapisi jalan. Walhasil, banyak pengendara yang terjatuh lantaran jalan yang licin. Sembilan bulan lamanya jalan berstatus provinsi itu tak kunjung membaik. Tumpukan tanah masih berada di sisi kiri badan jalan arah Palaran ke Samarinda Seberang.
Pembangunan dinding penahan tanah (DPT) atau talud sebagai penanganan jangka panjang hingga kini belum berjalan. Direncanakan, DPT akan dibangun sepanjang 175 meter dengan tinggi sekitar 4,8 meter di bawah titik longsor. Diperkirakan menelan angka Rp 8 miliar. Bahkan, proyek jangka panjang yang muncul pada Februari lalu belum memasuki tahap lelang. Tentu pengerjaan fisik yang ditargetkan bisa berjalan April dipastikan molor.
Bukan hanya penangan jalan utama saja yang target pengerjaan fisiknya tak kunjung berjalan. Opsi perbaikan Jalan Dwikora yang digunakan sebagai jalur alternatif tak kunjung dilaksanakan. Padahal, opsi peningkatan badan Jalan Dwikora telah muncul sejak Desember 2020 lalu. Ditargetkan dapat berjalan dalam dua minggu ke depan. Sebelum pengerjaan fisik DPT berjalan.
Harian ini mencari tahu kelanjutan proses pengerjaan Jalan Dwikora yang sudah molor selama tiga bulan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Samarinda Hero Mardanus mengatakan, proyek yang ditaksir menelan biaya Rp 11,3 miliar itu akan memasuki tahap lelang.
"Kelihatannya sudah mau masuk pelelangan. Kemarin (administrasi) sudah oke semuanya," ungkap dia.