SAMARINDA–Aliran air bercampur lumpur menggenangi jalan di persimpangan Jalan Tirta Kencana, Jalan Gunung Arjuna l, dan Jalan Gunung Kinibalu, (5/4). Tak hanya itu, air yang berasal dari limbah pengurasan IPA Tirta Kencana itu bahkan mengalir hingga Jalan WR Soepratman, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, membuat depan SMA Katolik WR Soepratman tergenang.
Direktur Teknik Perumdam Tirta Kencana Samarinda Ali Rachman AS menuturkan, kondisi itu sebelumnya sudah diantisipasi dengan melakukan pembersihan sedimentasi. Selama ini, Perumdam memberikan anggaran Rp 7 juta per kegiatan pengerukan drainase kepada RT setempat, demi meminimalisasi kejadian serupa. "Ada miss-koordinasi antara tim pengurasan dan RT setempat. Padahal, mereka sudah diinformasikan sejak dua pekan lalu. Namun, jika air meluber, artinya drainase tidak dinormalisasi," ucapnya.
Soal kondisi di lapangan, parit yang ada selama ini ukurannya tidak lagi ideal, kerena dibangun puluhan tahun lalu. Sebetulnya, tahun ini ada dana peningkatan pipa dari Intake Gajah Mada menuju IPA Tirta Kencana, yang jika terealisasi saluran itu bisa berfungsi sebagai jalur pembuangan limbah langsung ke Sungai Mahakam. "Tetapi ada pertimbangan prioritas untuk pembangunan lanjutan IPA Sungai Kapih, anggaran digeser. Target tahun ini, IPA Sungai Kapih bisa beroperasi minimal 50 liter per detik," jelasnya.
Ke depan juga untuk mengantisipasi, pihaknya merencanakan pembuangan lagon penampungan limbah pengurusan. Kondisi saat ini air pengurasan dengan nephelometric turbidity units (NTU/satuan mengukur kekeruhan) bernilai tinggi langsung mengalir ke drainase umum. Harapannya keberadaan lagon bisa menampung endapan sementara. Agar air yang dibuang minim lumpur. "Semoga tahun depan bisa direalisasikan, minimal pembangunan saluran baru serta lagon. Lahannya sudah disediakan," kuncinya. (dns/dra/k8)