Dari 139 desa di Paser, masih ada enam desa yang belum terjangkau sinyal atau blank spot.
TANA PASER - Desa-desa yang belum menikmati sinyal hingga kini itu tersebar di sejumlah kecamatan. Yaitu Swan Slutung dan Long Sayo di Kecamatan Muara Komam, Rantau Layung di Kecamatan Batu Sopang, Segendang di Kecamatan Batu Engau, Kepala Telake dan Muara Toyu di Kecamatan Long Kali.
Hal ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo) Paser drh Boy Susanto saat menerima kunjungan wakil bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf beberapa hari lalu. Boy mengatakan, dibutuhkan anggaran Rp 10 miliar untuk membangun tower pemancar sinyal ukuran besar dan kecil, masing-masing dua unit.
"Dan pihak provider juga diharapkan bisa mendukung terpasangnya jaringan," kata Boy Susanto. Dari pengalaman selama ini, ada beberapa desa yang sudah dibangun tower, namun justru provider tidak ada masuk. Lantaran jumlah penduduk yang sedikit dan pangsa pasar yang tidak menguntungkan provider.
Wakil Bupati Masitah berupaya di APBD 2022 nanti, dia akan memperjuangkan untuk ketersediaan jaringan di seluruh desa di Paser.
"Sekarang sudah zamannya teknologi dan internet, jadi harus ada jaringan untuk berkomunikasi di mana pun. Semoga tahun depan usulan untuk perluasan jaringan ini bisa terakomodasi,” kata Masitah.
Sebelumnya pada 2020 lalu, di Desa Muara Pasir Kecamatan Tanah Grogot telah dibangun tower telekomunikasi. Desa yang menyediakan lahannya dan pihak ketiga yang membangun dengan anggaran dari pemerintah daerah termasuk aspirasi DPRD. (jib/far/k16)