Buku tersebut berjudul Den Arbeid Van Mars, Of Nieuwe Vesting - Bouw. Ditulis Alain Manesson Mallet dan terbit pada 1672. Buku berbahasa Belanda itu mengulas soal bentuk dan konstruksi pembuatan benteng-benteng strategis di Eropa.
Buku karya Napoleon bertajuk Oeuvres De Napoleon Bonaparte yang rilis pada 1822. Tampak pula Di Bawah Bendera Revolusi-nya Soekarno.
Khusus buku keluaran 1800-an, tidak ada yang berbahasa Indonesia. Joko menyebutkan, buku-buku itu paling banyak berbahasa Belanda (2.013 buku), Prancis (1.997 buku), Inggris (215 buku), dan Jerman (70 buku).
Di samping menjadi langka karena sudah ada sejak berabad-abad lalu, buku-buku itu sulit ditemukan di tempat lain. Di Perpustakaan Pusat Disjarahad juga hanya ada satu eksemplar setiap judulnya.
Jenis bukunya pun macam-macam. Mulai karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, militer, bahasa, ilmu murni, ilmu terapan, kesenian, olahraga, kesusastraan, sejarah, biografi, geografi, sampai majalah. Bahkan, di bagian terpisah ada koran-koran lawas.
Penata Pelayanan Koleksi Perpustakaan Pusat Disjarahad Deden Trilaksana menyatakan bahwa buku-buku tersebut dipisah menjadi dua. Berdasar umur dan jenis.