Harga Cabai Rawit Dongkrak Inflasi

- Jumat, 2 April 2021 | 12:50 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Harga cabai rawit yang melejit belum lama ini menjadi salah satu pemicu utama inflasi. Dalam laporan rutinnya (1/4), Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi Maret 2021 tercatat 0,08 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto memerinci, komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah cabai rawit. Kontribusinya mencapai 0,04 persen. Komoditas lain yang juga memicu inflasi adalah bawang merah dengan kontribusi 0,02 persen. Juga daging ayam ras, ikan segar, bawang putih, dan ikan yang diawetkan dengan kontribusi masing-masing 0,01 persen.

Sementara itu, komoditas yang dominan menyebabkan deflasi adalah mobil dengan peran 0,03 persen. Emas perhiasan dan cabai merah masing-masing menyumbangkan deflasi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, beras berkontribusi 0,01 persen.

”Inflasi ini kalau kita lihat menurut pengeluaran diakibatkan oleh makanan, minuman, dan tembakau yang memberi andil inflasi 0,1 persen,’’ jelas Setianto.

Dari 90 kota IHK yang disurvei BPS, 58 kota mengalami inflasi. Sementara itu, sebanyak 32 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura dan yang terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin. ”Deflasi tertinggi terjadi di Baubau. Sementara, deflasi terendah terjadi di Palopo,’’ imbuhnya.

Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan mengatakan, inflasi Jatim pada Maret lebih besar dari nasional. Kenaikannya mencapai 0,11 persen dari bulan lalu. Dia menyebutkan, kenaikan harga komoditas bahan dapur sebagai penyebab utama inflasi. Misalnya, cabai rawit sebesar 18,84 persen atau bawang merah sebanyak 9,88 persen.

’’Sepuluh komoditas penyumbang inflasi besar bulan lalu memang makanan dan minuman. Antara lain, tahu mentah, pepaya, ayam hidup, nangka muda, dan air kemasan,’’ ungkapnya.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memandang inflasi Maret relatif stabil. Secara umum, inflasi tetap rendah karena didorong pergerakan harga emas dan transportasi yang juga rendah.

”Selain harga emas, penurunan (deflasi, Red) juga didorong adanya insentif pajak untuk kendaraan bermotor. Hal itu memicu penurunan harga mobil pada Maret. Selain itu, permintaan belum sepenuhnya pulih,’’ katanya kemarin.

Menurut Wisnu, harga komoditas pangan naik karena terganggunya pasokan. Beberapa sentra produksi melaporkan adanya gagal panen akibat curah hujan yang tinggi. Sementara itu, gelombang laut yang tinggi menghambat produksi perikanan di tengah terbatasnya pasokan dari impor.

”Tetapi, kami juga melihat bahwa pemerintah berencana untuk membatasi mobilitas selama Idul Fitri antara April–Mei, hal itu dapat menyebabkan beberapa dampak pada penurunan inflasi (di kemudian hari, Red),’’ katanya. (dee/bil/c13/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X