BI Dorong Kredit Tumbuh 5–7 Persen, Ekonom Ramalkan Pulih Semester II

- Jumat, 2 April 2021 | 12:49 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SURABAYA– Bank Indonesia (BI) berusaha keras memulihkan perekonomian Indonesia. Dari sektor perbankan, pemulihan bisa diupayakan melalui penyaluran kredit. Bank sentral nasional itu memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini pada kisaran 5–7 persen.

Deputi Senior Gubernur BI Destry Damayanti mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan belum maksimal. Masih kalah jika dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). ’’Baru saja saya dapat laporan bahwa utilisasi kapasitas produksi perusahaan besar Jatim dalam tiga kuartal terakhir terus naik. Tapi, penggunaan kredit masih minim,’’ ungkapnya dalam Temu Stakeholders untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Surabaya (1/4).

Artinya, menurut Destry, para pengusaha Jawa Timur (Jatim) masih menggunakan dana internal atau sumber lain untuk membiayai operasional mereka. Pengusaha masih ragu berekspansi atau menambah kinerja karena masih dalam kondisi pandemi. Padahal, pembiayaan adalah kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Jika perusahaan lebih agresif meningkatkan produksi atau bahkan merambah lokasi baru, lapangan pekerjaan yang sempat hilang saat pandemi bakal kembali. Seiring dengan itu, daya beli masyarakat akan meningkat. Namun, jika tidak ada yang bertindak, Indonesia bisa terjebak dalam lingkaran setan. Yakni, penahanan konsumsi oleh masyarakat karena korporasi menahan investasi sehingga lapangan kerja tak kunjung bertambah. ’’Saya perhatikan kelas menengah masih menahan diri. Mereka hanya spending untuk kebutuhan dasar,’’ ujar Destry.

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil langkah penanganan pandemi. Mulai aspek kesehatan dengan vaksinasi sampai ke dunia usaha.

’’Kami memberikan bantuan untuk menjaga daya beli. Lalu, berbagai insentif dan stimulus dilakukan agar industri di Indonesia bisa bangkit lebih cepat. Termasuk meningkatkan dana belanja di APBN,’’ jelasnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan, perbankan cukup tangguh menghadapi pandemi. Yang jadi pekerjaan rumah (PR) adalah penyaluran kredit yang terkontraksi 2,15 persen. ’’Kami melakukan berbagai kebijakan untuk relaksasi kredit. Masyarakat harus sadar bahwa ini saat yang tepat untuk mendapat pembiayaan,’’ ucapnya.

Di sisi lain, perbankan optimistis penyaluran kredit tumbuh positif tahun ini. Khususnya kredit pemilikan rumah (KPR). Sepanjang 2020, PT Bank CIMB Niaga Tbk mampu menyalurkan kredit Rp 174,8 triliun. Kontributor terbesar adalah KPR dan kredit kendaraan. ’’Di tengah situasi yang menantang tahun lalu, KPR tumbuh 5,9 persen dan kredit pemilikan mobil 4,5 persen secara tahunan,’’ papar Head of Marketing Brand & Customer Experience CIMB Niaga Toni Darusman kemarin.

Sementara itu, ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan kredit masih akan terkontraksi pada kisaran minus 3 sampai minus 2 persen year-on-year (YoY). Kondisi tersebut akan berlangsung hingga kuartal II 2021. Memang ekonomi nasional mulai pulih, tetapi masih lambat dan belum mampu mengerek permintaan kredit. ’’Pertumbuhan kredit perbankan baru akan betul-betul signifikan pada semester II 2021. Tergantung kecepatan program vaksinasi dan upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19,’’ tuturnya. (bil/han/c18/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB
X