Polda Kaltim Siagakan Personel di Gereja

- Jumat, 2 April 2021 | 12:38 WIB
DIPERKETAT: Personel kepolisian yang berjaga di pintu masuk Polresta Balikpapan. Mereka memeriksa barang bawaan bagi pengendara maupun warga yang masuk markas polisi itu.
DIPERKETAT: Personel kepolisian yang berjaga di pintu masuk Polresta Balikpapan. Mereka memeriksa barang bawaan bagi pengendara maupun warga yang masuk markas polisi itu.

JAKARTA–Densus 88 Antiteror terus bergerak membongkar orang-orang di balik aksi teror sepekan belakangan. Baik bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar yang terjadi Minggu (28/3) maupun serangan oleh Zakiah Aini di Mabes Polri, Rabu sore (31/3). Pendalaman mereka lakukan untuk memastikan tidak terjadi lagi serangan teror oleh sel, jaringan, maupun kelompok teroris yang tengah mereka buru.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memang sudah menyatakan Zakiah lone wolf. Dia bergerak sendiri tanpa arahan kelompok mana pun. Namun, Densus 88 Antiteror tetap mendalami profil dan latar belakang perempuan 25 tahun itu. “Densus (88 Antiteror) tetap mendalami jika ada kelompok atau jaringan di balik aksi ZA (Zakiah Aini),” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, (1/4).

Gerak cepat aparat kepolisian setelah aksi Zakiah bukan hanya tampak dari penjagaan Mabes Polri yang semakin ketat. Langkah-langkah strategis sudah dilakukan Polri untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data terkait aksi tersebut. Termasuk tindakan sebelum Zakiah itu beraksi. Rusdi tegas menyatakan, yang bersangkutan tidak pernah memantau Mabes Polri sebelum beraksi. Bisa dibilang aksi tersebut dilakukan tanpa rencana.

Dia menyebut, Zakiah datang ke Mabes Polri seperti masyarakat pada umumnya. “Dia datang seperti masyarakat yang memerlukan pelayanan Polri,” jelasnya. Penelusuran Polri juga mendapati Zakiah tidak diantar siapa pun untuk beraksi di Mabes Polri. Ketika sampai pintu masuk pejalan kaki di bagian belakang Mabes Polri, dia langsung bertanya. Persis masyarakat biasa yang hendak meminta pelayanan polisi.

Jenderal bintang satu itu pun memastikan, pemeriksaan terhadap Zakiah sudah dilakukan oleh petugas di pintu masuk. Namun, dia tidak mengelak soal kegagalan petugas jaga mendeteksi senjata yang dibawa oleh Zakiah.

Meski belum pasti, diduga Zakiah menyembunyikan senjata di balik baju. Itu pula yang melatari Polri langsung mengaudit dan mengevaluasi protokol tetap pemeriksaan di pintu masuk Mabes Polri. “Kami lihat dari hasil audit (nanti), bila ditemukan kekurangan, kelemahan, akan kami perbaiki,” tegasnya.

Bahkan tidak hanya Mabes Polri, protokol tetap pemeriksaan di pintu masuk markas-markas polisi lainnya juga dievaluasi. “Seluruh wilayah markas kepolisian tentunya pengamanannya akan lebih baik lagi dan terus meningkatkan kewaspadaan,” terang dia.

Lantas senjata apa yang dipakai oleh teroris yang diduga terafiliasi ISIS itu? Rusdi belum bisa memberi keterangan secara jelas. Meski potret airgun di samping jenazah Zakiah sudah beredar, dia menyebut instansinya tetap perlu mendalami lebih dulu.

Beruntung, enam tembakan yang dilepaskan Zakiah tidak melukai satu pun personel Polri yang sedang berjaga. Yang bersangkutan langsung dilumpuhkan dengan tindakan tegas dan terukur lantaran dianggap sudah mengancam keselamatan petugas. Menurut Rusdi, hal itu menjadi alasan kuat bagi petugas mengambil tindakan tegas. “Sah saja ketika dilakukan pelumpuhan seperti itu,” jelasnya.

Berkaitan dengan bom bunuh diri di Makassar, Rusdi menyatakan sampai kemarin sudah 18 terduga teroris ditangkap oleh Densus 88 Antiteror. “Yang diduga terlibat dalam kasus Gereja Katedral Makassar,” imbuhnya. Mereka terdeteksi sebagai Kelompok Villa Mutiara. Kelompok tersebut sudah mulai eksis dan melakukan gerakan sejak terbentuk 2015 lalu.

Sementara itu, dari total 20 korban yang terluka akibat bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, 16 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Rusdi menyebut, tinggal empat korban yang masih harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. “Mudah-mudahan keadaan keempatnya semakin membaik,” kata dia. Selanjutnya, Polri mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menjamin keamanan masyarakat di semua daerah.

Apalagi mulai kemarin (2/4) umat Nasrani menjalani rangkaian ibadah Tri Hari Suci. Menurut dia, pihaknya sudah menurunkan personel pengamanan rangkaian ibadah tersebut. “Mabes Polri telah memberikan jukrah (petunjuk dan arahan) ke satuan wilayah untuk lebih waspada akibat aksi terorisme. Khususnya pengamanan pada kegiatan Paskah,” bebernya.

KALTIM WASPADA

Kapolda Kaltim Irjen Herry Rudolf Nahak membenarkan, instruksi dari Mabes Polri agar meningkatkan kewaspadaan markas, personel bertugas di lapangan, pos polisi, dan lainnya menyusul antisipasi teror. Meski markas waspada, namun pelayanan tetap normal.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X