SAMARINDA - Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Mulawarman menggelar Webinar OKTAL Hibah Penelitian Produk Inovasi secara daring, Kamis (1/4/2021).
Webinar dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul Mustofa Agung Sardjono mewakili Rektor Unmul Prof Masjaya. Dikatakannya, kegiatan ini sangat langka dan diharapkan dapat dimanfaatkan maksimal oleh para peserta.
"Saya berharap peserta ikuti webinar secara seksama dan serius. Karena ini kesempatan langka. Bapak ibu yang sebagai narasumber adalah orang yang sangat berpengalaman. Dan ini mendukung sekali Unmul yang ingin merealisasikan cita-cita menghasilkan riset-riset berkualitas di tingkat nasional maupun internasional. Kita punya potens itu," kata Mustofa.
Ketua LPPM Unmul Anton Rahmadi menjelaskan webinar ini merupakan pembuka program untuk mengajukan proposal hibah penelitian.
"Ini pembuka. Minggu depan, kita akan lanjut coaching proposal sesungguhnya. Dengan 4 kali pertemuan summit LPDP," katanya.
Narasumber webinar kali ini yaitu Prof. Dr. Ir. Christofora Hanny Wijaya dari PUI-PT Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB. Ia membawakan tema artikel "Hilirisasi Riset Menuju Produk Inovasi".
Dalam pemaparannya, proposal untuk mendapatkan hibah penelitian adalah pintu masuk agar penelitian bisa jalan dan menghasilkan produk yang nyata bisa dimanfaatkan masyarakat.
Ia tak menampik saat ini banyak peneliti seperti dirinya kerap disinggung sebagai ahli pembuatan proposal namun hasilnya minim. Sehingga, dirinya terpacu membuktikan bahwa bukan menjadi bagian itu.
Penelitian yang dikembangkannya kini mendapat dana hibah yaitu produk inovasi hilirisasi permen minyak kayu putih yang kebetulan sangat bermanfaat masa pandemi Covid-19. Dari penelitian, ia mendapat apresiasi dan penghargaan.
"Satu hal kita bangga dengan hilirisasi mendapat ucapan terima kasih dari Walikota Sukabumi berkat produk hilirisasi saya buat digunakan di untuk tenaga kesehatan sebagai garda terdepan melawan covid-19," katanya.
Prof Dr Ir Hanny mengungkapkan produk hilirisasi permen minyak kayu putih merupakan penelitian biasa dilakukannya sejak tahun 1996.
Kemudian, produknya diteliti lebih dalam dengan bantuan open donasi dan dukungan Bio Farma. Akhirnya, produknya mampu diproduksi massal hingga 1000 buah dan didistribusikan ke seluruh tempat karantina pasien Covid-19.
"Dapat 1000 pax dan dikirim ke berbagai tempat termasuk ke Wisma Atlet. Dan saya tak berhenti. Saya mendadak open library untuk penelitian dan saya tak membayangkan produk hilirisasi ini digunakan untuk Covid-19," kata Prof Dr Hanny.
Inovasi produk hilirisasi tak sekedar penelitian saja. Namun, dirasakan Prof Dr Hanny ada kepuasan batin. Ia termotivasi meneliti untuk hilirisasi produk dari minyak kayu putih karena tanaman hutan yang terbarukan.