Sudah 7.793 warga Kabupaten Berau disuntik vaksin. Penyuntikan pertama terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 2.116 orang, 4.742 pelayan publik, dan 935 lanisa. Namun, jumlah itu masih dirasa sangat kurang.
TANJUNG REDEB–Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Berau Iswahyudi menuturkan, sudah sejak beberapa pekan lalu kegiatan vaksinasi mulai dilakukan. Mulai tenaga kesehatan, pelayanan, hingga lansia.
"Yang telah divaksin dosis satu tersebar di seluruh Berau, terbanyak di empat kecamatan terdekat yang memiliki potensi besar yang diutamakan, yakni Tanjung Redeb, Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur," jelas Iswahyudi kepada Berau Post (Kaltim Post Group).
Untuk ketersediaan vaksin saat ini masih terbatas, dan diperkirakan dua hingga tiga hari ke depan vaksin Covid-19 di Berau habis jika tak kunjung ada penambahan. “Sangat terbatas, Karena posisi kami hanya menunggu distribusi dari pusat," ungkapnya. Ditanya terkait vaksinasi tenaga pendidik atau guru jelang pemberlakuan pembelajaran tatap muka yang direncanakan Juli mendatang, baru 200 guru yang mendapat jatah vaksin.
"Untuk guru kemarin dialokasikan 200 orang. Kami sangat tergantung dengan stok vaksin. Jika vaksin tersedia, kami tidak masalah melakukan vaksinasi seluruh guru yang ada di Berau," tuturnya. "Tetapi kalau vaksin tidak tersedia, tentu susah. Mudah-mudahan saja itu tidak terjadi, karena saya dengar di Jawa sudah banyak sekolah atau kampus yang dilakukan vaksinasi, dan mudah-mudahan di Berau tidak lama lagi ada vaksin alokasi khusus untuk guru," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Berau Murjani mengatakan, masih akan melakukan koordinasi sembari melihat perkembangan Covid-19 di Bumi Batiwakkal terkait pelaksanaan belajar tatap muka yang direncanakan Juli mendatang. Dia mengungkapkan, pihaknya telah banyak mendapat keluhan tenaga pengajar maupun orangtua siswa dengan sistem belajar online atau daring yang dinilai tidak terlalu efektif.
"Nanti dikoordinasikan dengan Satgas Covid-19 kabupaten bagaimana ke depan dan langkah apa yang akan diambil," sebutnya. "Paling tidak jika wilayah kecamatan sudah masuk zona hijau, bisa pertemuan tatap muka. Murjani menegaskan, kalau sekolah dengan sistem tetap muka dilakukan masih tetap memperhatikan kondisi Covid-19. Namun, untuk wilayah blank spot dan sudah masuk zona hijau diupayakan bisa dilakukan sistem belajar tatap muka dengan protokol kesehatan ketat. "Untuk belajar saat ini semua dilakukan daring atau online, kalau nanti ada tatap muka itu khusus yang zona blank spot, dengan catatan zona hijau, dan jamnya dikurangi," tuturnya. (aky/dra/k8)