Hasil GP pembuka (28/3) di Sirkuit Losail, Qatar, bak antiklimaks. Itu dipicu hasil yang diraih pembalap Yamaha Petronas Valentino Rossi dan Francesco Bagnaia dari Ducati. Keduanya sempat menorehkan hasil impresif di kualifikasi. The Doctor ?julukan Rossi? mendapat posisi keempat di kualifikasi, tetapi tercecer di posisi ke-12 ketika race. Sedangkan Bagnaia yang mendapat pole position malah finis di tempat ketiga.
Rossi mengungkapkan, ban belakang jadi penyebab utama dirinya tidak bisa naik podium. Padahal, jika berhasil naik podium, itu menjadi yang ke-200 bagi pembalap 42 tahun tersebut dalam kariernya. Pemberian tekanan yang berlebihan pada ban belakang jenis lunak yang dipakainya jadi penyebab utama Rossi melambat. Dia memiliki selisih 10,7 detik dari Maverick Vinales yang menjadi juara.
Sehari sebelum race, Rossi sempat mencoba ban jenis keras. Tetapi, hasilnya kurang memuaskan. Dia tidak mendapat kecepatan yang diinginkan. Hal itu yang membuatnya beralih ke ban jenis lunak untuk race. Ternyata, suhu di lintasan yang sekitar 17 derajat Celsius belum cukup untuk menjaga daya cengkeram ban. Hal itu membuat ban belakang miliknya cepat aus.
’’Pengaturan yang dilakukan mereka (Monster Yamaha, Red) sukses membuat Vinales membalap dengan fantastis. Tentu saja kami harus menemukan solusi agar hal itu tidak terulang pada race kedua (juga di Losail, 4/4, Red),’’ papar Rossi kepada ESPN.
Bagnaia setali tiga uang. Tetapi, pembenahan yang harus dilakukan Ducati tidak terlalu banyak. Sebab, dua pembalap mereka masuk podium. Selain Bagnaia di posisi ketiga, ada Johann Zarco dari Ducati Pramac yang menempati posisi runner-up.
Hanya, khusus untuk Pecco, sapaan Bagnaia, dia punya PR untuk menjaga konsistensi hingga akhir laga. Pembalap 24 tahun itu mengakui dirinya terlalu memforsir tenaga pada beberapa putaran awal. Buktinya, dia selalu memimpin pada 14 putaran. Ternyata, handicap Bagnaia mirip dengan Rossi. Inisiatifnya untuk memforsir tenaga pada 14 putaran awal dibayar mahal dengan performa yang menurun dalam delapan putaran terakhir. Faktor angin yang makin kencang jelang akhir balapan juga memegang peranan.
’’Untuk race kedua, saya akan mengubah strategi dengan tidak terlalu bernafsu di beberapa putaran awal. Kemudian, saya akan habis-habisan menjelang akhir,’’ ujar Bagnaia. (io/c17/bas)