Keputusan disebut berada di tangan bupati. Dinas Pendidikan mengakui mayoritas sekolah sudah siap pertemuan tatap muka.
TANA PASER–Komisi II DPRD Paser memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Paser, Kemenag Paser, dan Dinas Kesehatan Paser terkait proses belajar siswa yang selama ini masih daring. Dari keluhan orangtua murid yang diterima wakil rakyat, disebut banyak yang menginginkan agar kegiatan belajar tatap muka dimulai.
Orangtua dan murid disebut sudah stres belajar dari rumah dan minim bersosialisasi. Ketua komisi II DPRD Paser Ikhwan Antasari meminta Dinas Kesehatan memetakan mana saja sekolah yang layak memulai belajar tatap muka.
"Meskipun tidak harus semua sekolah menerapkan ini," kata Ikhwan Antasari saat rapat di kantor DPRD Paser, Selasa (30/3).
Dari pengamatan dan aduan konstituen selama ini, Ikhwan mengatakan anak sekolah bisa terancam putus pendidikannya karena banyak yang telanjur ikut bekerja dengan orangtuanya.
Hal senada disampaikan anggota Komisi II DPRD Paser Sri Nordianti. Ketentuan dimulainya belajar tatap muka disebut berada di tangan bupati. Dia mengajak agar segera diadakan pertemuan dengan bupati.
"Banyak anak dan orangtua murid yang mulai stres dengan kondisi ini," tutur politikus Partai Gerindra itu. Sri juga meminta para guru di seluruh wilayah Paser diprioritaskan mendapat vaksinasi.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Paser Murhariyanto mengatakan, belum seluruh guru khususnya tingkat SD dan SMP mendapatkan vaksinasi. Sehingga Diskes perlu segera memprioritaskan vaksinasi guru. Mayoritas masih di tingkat SMA/SMK. Dari 221 SD dan 76 SMP di Paser, mayoritas sudah siap belajar tatap muka.
"Kami tinggal menunggu izin dari bupati. Karena keputusan ada di tangan kepala daerah," kata Murhariyanto.
Jika belajar tatap muka dimulai, hanya 50 persen murid yang masuk secara bergantian tiap harinya. Ini agar mengurangi kerumunan, begitu juga dengan jam belajar tidak seperti jam normal sebelum pandemi Covid-19.
Kepala Diskes Paser Amir Faisol mengatakan, untuk dosis vaksin yang selanjutnya datang, rencananya diprioritaskan untuk para lanjut usia dan juga guru. Diakuinya untuk guru SD dan SMP yang masih belum divaksin. (jib/dwi/k8)