Insiden ledakan di kilang milik Pertamina kembali terjadi. Kali ini sebuah tangki minyak di Kilang Balongan, Kabupaten Indramayu, yang terbakar. Ada puluhan orang yang terluka hingga ratusan warga memilih mengungsi.
JAKARTA – “Allahu Akbar, Allahu Akbar. Astaghfirullah! Pertamina kebakaran, Pertamina meledak.” Teriakan panik itu terdengar berkali-kali saat kilang Pertamina RU VI Balongan terbakar, Senin (29/3) sekitar pukul 01.00 WIB. Warga yang tinggal di dekat lokasi kebakaran berlarian menyelamatkan diri. Suasana dini hari itu begitu mencekam.
Kepanikan saat kebakaran terekam dalam video yang beredar di media sosial (medsos). Api tampak membubung tinggi. Saking besarnya api, langit di Balongan memerah. Hingga kemarin, penyebab kebakaran belum diketahui.
Meski demikian, beberapa jam sebelum kebakaran, warga sekitar mencium bau bensin yang sangat menyengat. Aroma tak mengenakkan itu masuk ke rumah-rumah warga di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Warga menduga terjadi kebocoran di kilang Pertamina Balongan.
Sekitar pukul 22.00 WIB, puluhan warga bergegas menuju Kantor Humas Pertamina RU VI Balongan. Mereka hendak memprotes bau bahan bakar minyak (BBM) yang mengganggu pernapasan itu. “Bau apa ini? Bensin Pertamina. Dari pihak Pertaminanya mana? Enggak ada ini. Mau diviralkan? Penanganannya lambat ini,” sebut warga dalam video yang beredar. Nah, sekitar satu jam setelah aksi warga itulah terjadi ledakan dan kebakaran.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, 20 orang dikabarkan mengalami luka-luka. Sekitar 200 warga yang tinggal di dekat kilang Pertamina terpaksa mengungsi ke Pendapa Kabupaten Indramayu.
Ada juga sekitar 400 orang yang mengungsi di Islamic Center Indramayu. Lalu, sekitar 350 orang memilih tinggal sementara di area GOR Perumahan Bumi Patra. Pertamina dan Pemda Indramayu menyuplai keperluan logistik untuk pengungsi
Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Ahmad Dofiri mengatakan, dugaan sementara penyebab kebakaran adalah kebocoran tangki. Rembesan BBM yang bocor itu diduga tersulut oleh petir. Sebab, saat itu cuaca tengah hujan disertai petir. Dofiri memastikan situasi sudah terkendali. “Api di lokasi kejadian sudah dilokalisasi,” katanya seperti dilansir Radar Cirebon.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengonfirmasi bahwa tangki T-301 di area Kilang Balongan, Indramayu, terbakar pada pukul 00.45 WIB kemarin (29/3). Nicke menegaskan, penyebab kebakaran belum diketahui. “Sampai sejauh ini masih dilakukan investigasi,” ujar Nicke dalam konferensi pers kemarin.
Menurut Nicke, fokus pertama Pertamina adalah menyelesaikan kondisi darurat di lapangan. Pertamina tengah mengantisipasi agar api tidak menjalar ke area lain. “Sebelumnya kami langsung melakukan normal shutdown pada kilang tersebut, sehingga ada pengendalian arus minyak agar tidak meluas,” beber Nicke.
Nicke menyebut, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, api sudah bisa dilokalisasi di area tanggul yang berada di dekat tangki. Sepuluh mobil pemadam kebakaran dari Pertamina Group ditambah dengan bantuan Pemkab Indramayu dikerahkan untuk menjinakkan api. “Untuk pemadaman kami menggunakan foam dan sampai saat ini terus melakukan upaya pendinginan di area sekitar,” urainya.
Nicke menggarisbawahi bahwa kebakaran hanya menimpa tangki T-301 yang merupakan tangki storage. Untuk equipment utama dalam kilang yang digunakan untuk proses produksi, Nicke menegaskan, statusnya aman. “Sehingga kilang bisa dioperasikan kembali setelah api berhasil dipadamkan. Panic buying tidak perlu karena pasokan dan distribusi kami pastikan lancar,” urainya.
Nicke menegaskan, selain tangki storage T-301 yang terbakar, Pertamina memiliki tangki-tangki lain dengan kapasitas sama. Tangki itu bisa segera dipakai ketika kilang siap beroperasi. “Sehingga tidak akan ada kendala signifikan terkait suplai,” bebernya. Namun, Nicke tidak merespons pertanyaan media mengenai detail jumlah tangki beserta kapasitas tangki yang terbakar.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation VI memastikan pasokan BBM di Kaltim tidak terganggu imbas insiden tangki T-301 di area Kilang Balongan yang terbakar.
Manager Communication, Relations & CSR Pertamina MOR VI Kaltimantan Susanto August Satria mengatakan, warga tidak perlu takut. Pasokan BBM di wilayah Kalimantan tidak terpengaruh akibat kejadian di Kilang Balongan.
“Untuk pasokan BBM mayoritas di produksi di Kilang Balikpapan atau Pertamina RU V. Suplai BBM regional Kalimantan berasal dari oil tanking Merak dan Tanjung Gerem. Kami pastikan untuk Kalimantan stok aman, tidak perlu panik,” katanya.
PASOKAN BBM AMAN
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menegaskan, kebakaran itu tidak sampai mengganggu pasokan BBM. Nicke menegaskan, Pertamina akan mengoptimalkan produk dari kilang-kilang lain. Pertamina juga akan menyuplai langsung ke tempat-tempat yang biasa disuplai oleh Kilang Balongan, terutama ke DKI Jakarta dan Cikampek. “Dalam pola suplai, kami memiliki pola skenario emergensi,” tegasnya.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono menambahkan, stok gasoline tercatat sekitar 10,5 juta per barel dan diperkirakan cukup untuk 27-28 hari ke depan. “Stok itu sangat cukup karena gasoline permintaan per hari sekitar 62,5 ribu kiloliter,” bebernya.
Mulyono menyebut bahwa stok solar tersedia 8,8 juta barel atau cukup untuk 20 hari ke depan. Kemudian, stok avtur masih tersedia 3,2 juta barel atau cukup untuk 74 hari ke depan. “Ini sangat cukup karena kondisi (permintaan) belum normal, jadi konsumsi belum banyak,” tegasnya.
Dia memperkirakan, waktu yang diperlukan untuk proses pemadaman api sampai kilang bisa beroperasi normal adalah 4 sampai 5 hari. Dalam waktu tersebut, Pertamina kehilangan produksi sekitar 400 ribu barel. “Kehilangan produksi ini akan digantikan atau disuplai dari Kilang Cilacap dan Kilang TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama). Kilang Cilacap sendiri bisa dinaikkan produksi sampai 300 ribu barrel,” ujarnya.
Mengenai avtur, Kilang Balongan diketahui juga biasa menyuplai tiga bandara yakni Bandara Husein Sastranegara Bandung, Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, dan Bandara Ahmad Yani Semarang.
CEO Subholding Commercial & Trading Pertamina Mas’ud Khamid menegaskan, terkait hal tersebut, Pertamina sudah menyiapkan skema distribusi. “Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta akan disuplai dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Itu stoknya sangat cukup karena keperluan juga tidak begitu besar,” ujarnya.
Sementara untuk Bandara Ahmad Yani Semarang akan disuplai dari terminal bahan bakar di Jogjakarta. “Untuk bandara sekitar Jogjakarta, Adi Soemarmo, Adisutjipto, dan New Jogjakarta 100 persen kami suplai dari Cilacap,” tegasnya. (agf/yud/JPG/aji/rom/k16)