MOELDOKO sedang menjadi pusat perhatian di media sosial. Terlebih setelah dia terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB). Tuduhan bahwa KLB itu ilegal semakin keras terdengar. Bahkan, ada yang menyebar kabar bahwa Moeldoko masih berstatus anggota Partai Hanura.
Moeldoko adalah kader Partai Hanura…Bukan kader atau pengurus Demokrat….Supaya masyarakat mengetahui… Seorang jendral tapi tidak punya etika….Sudah ngobok-obok Partai Demokrat yang sah,” begitu narasi yang menyebar di media sosial akhir-akhir ini. Kabar yang disertai foto Moeldoko berseragam Partai Hanura itu telah di-share hingga ratusan kali (bit.do/MasihKaderHanura).
Penelusuran jejak digital menunjukkan bahwa mantan panglima TNI itu sudah menyatakan mundur dari Partai Hanura. Terkait foto berseragam Hanura, kemungkinan besar diabadikan saat Moeldoko menjabat wakil ketua Dewan Pembina Partai Hanura.
Pada Juni 2018, Moeldoko membuat pernyataan bahwa dirinya sudah lama tidak terlibat dalam urusan kepartaian. Hal itu dia sampaikan di tahun pertama menjabat kepala
Kantor Staf Presiden (KSP). ”Saya secara individu, secara pribadi, nggak pernah terlibat urusan partai politik. Karena di samping saya sebagai dewan pembina, keterlibatan saya tidak ada pengaruh,” kata Moeldoko seperti diberitakan portal berita news.detik.com pada 2 Juli 2018.
Mengutip berita Jawapos.com yang terbit pada 3 Juli 2018, Moeldoko mundur dari Partai Hanura karena terpilih sebagai kepala staf kepresidenan. Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, Moeldoko ingin fokus bekerja sebagai KSP.
”Staf khusus presiden kan sangat sibuk,” kata OSO kala itu. OSO menjelaskan, selama ini Moeldoko tak mau melepaskan begitu saja tanggung jawabnya di partai menjelang Pemilu 2019. Namun, seiring kesibukan sebagai KSP, akhirnya dia pamit untuk mengundurkan diri. Anda dapat membacanya di bit.do/SudahMundur. zam/c6/fat/ind/k15)
FAKTA:
Moeldoko terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB dalam posisi sudah mundur dari Partai Hanura.