Harga Kedelai Naik, Permintaan Tempe Stabil

- Sabtu, 27 Maret 2021 | 12:16 WIB
Pandemi Covid-19 merebak, hampir seluruh sektor terkena imbas. Meski beberapa masih tidak terdampak, salah satunya industri pembuatan tempe.
Pandemi Covid-19 merebak, hampir seluruh sektor terkena imbas. Meski beberapa masih tidak terdampak, salah satunya industri pembuatan tempe.

BALIKPAPAN – Pandemi Covid-19 merebak, hampir seluruh sektor terkena imbas. Meski beberapa masih tidak terdampak, salah satunya industri pembuatan tempe.

Akan tetapi, tampaknya hal tersebut tak berlangsung lama. Setelah satu tahun berjalan, sektor usaha ini ikut terimbas. Dengan naiknya harga bahan baku kedelai.

Akibatnya, perajin mesti memutar otak dalam mengolah dan menghasilkan tempe-tempe tersebut agar kualitasnya bisa tetap terjaga.

“Ya kami di sini masih bersyukur bisa bertahan, walau harga naik. Beda dengan perajin tempe di wilayah Pulau Jawa,” ujar Mabrur, saat ditemui di rumah produksi tempenya.

Kata dia, pada masa awal pandemi, harga per kilogram kedelai masih dibanderol Rp 7 ribu. Sementara sekarang, mencapai Rp 10 ribu per kilogramnya.

Akibatnya, lanjut dia, hal ini pun berpengaruh pada proses produksi. Jika biasanya bahan baku yang dipakai 150 kilogram kedelai per hari, dikurangi menjadi 125-130 kilogram kedelai saja.

Dia menyebut, hal ini dimulai sejak memasuki awal 2021 ini. Dampak lain, ukuran tempe yang dihasilkan tak lagi sama seperti sebelumnya. Juga jumlah tempe yang dihasilkan ikut berkurang.

Hal baiknya, grafik permintaan dari konsumen tetap stabil, seperti sebelum saat masa pandemi.

Menurut pria 62 tahun ini, ini bisa dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di daerah. Yang tidak terlalu berfokus pada harga, melainkan ketersediaan barang.

Kendati begitu, ia menyatakan masih bisa bertahan di tengah naiknya harga bahan baku ini. Meski diakui, hal ini terhitung sulit bagi para perajin tempe.

“Ini memang pengalaman pertama selama 40 tahun lebih saya menggeluti usaha ini. Beruntung permintaan masih stabil, masih ada pembeli,” sebutnya. (*/okt/ms/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X