Ekonom Prediksi Ekonomi Kaltim Tumbuh 2-2,5 Persen

- Kamis, 25 Maret 2021 | 11:14 WIB
Peluang genjot ekspor CPO masih ada.
Peluang genjot ekspor CPO masih ada.

Senada dengan keyakinan Bank Indonesia, ekonom di Kaltim juga optimistis perekonomian Kaltim tahun ini akan tumbuh positif di bawah 4 persen. Tepatnya di kisaran 2-2,5 persen.

SAMARINDA- Pengamat Ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi mengatakan, ada beberapa indikator penyebab pertumbuhan ekonomi Kaltim bisa tumbuh positif pada tahun ini yang berada di rentang 2-2,5 persen. Membaik dari 2020 yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,85 persen (year on year/yoy) akibat badai pandemi corona.

Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi dilihat dari belum berhasilnya pemerintah dalam mengendalikan pandemi. Sehingga, belum ada jaminan kapan Covid-19 menghilang. “Faktor lainnya seperti yang kita ketahui bersama struktur ekonomi Kaltim masih didominasi pertambangan. Sektor ini sudah pernah jatuh di pasar internasional sehingga tidak bisa diharapkan lagi,” katanya, Rabu (24/3).

Aji menjelaskan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan stabil dibutuhkan prime mover (penggerak utama) yang diharapkan dari kawasan industri, seperti Kawasan Industri Maloy di Kutai Timur dan Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan. Tapi, sampai sekarang belum memberikan efek turunan yang signifikan.

Sektor perkebunan kelapa sawit juga sampai saat ini belum bisa mendongkrak ekonomi Kaltim. Untungnya, produk turunan crude palm oil (CPO) di Jepang telah dijadikan energi pembangkit yang harganya jauh lebih murah ketimbang LNG. Selain emisinya rendah, dari sisi pemakaiannya juga rendah risiko sehingga permintaan migas dari Kaltim akan berkurang.

Ini memberi peluang menggenjot ekspor CPO. Selain itu, ekspansi pasar CPO bisa lebih luas. Ada potensi Eropa akan membuka keran impor CPO, sehingga CPO asal Kaltim akan kebanjiran pesanan tidak hanya dari Tiongkok. Sayangnya lobi pemerintah dinilai masih kurang terhadap peraturan ketat Eropa akibat isu lingkungan.

“Meski secara menyeluruh ekonomi pada 2021 akan positif, namun pada triwulan pertama ini kemungkinan besar ekonomi masih negatif. Namun akan lebih kecil negatifnya,” tutupnya.

Senada, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Bidang Investasi Alexader Soemarno mengatakan, perbaikan ekonomi juga bergantung pada nilai investasi yang masuk. Pada 2021, investasi yang masuk ke Kaltim seharusnya bisa lebih baik. Sebab, ada pengerjaan salah satu proyek strategis negara di Kaltim, perluasan kilang minyak Pertamina Balikpapan.

Juga telah rampungnya proses penyesuaian standar pengerjaan proyek di era kebiasaan baru yang berlangsung selama triwulan III-IV 2020. Ini akan mengakselerasi pengerjaan proyek di Kaltim dan secara langsung mendorong kinerja investasi Kaltim. “Selain itu, adanya revitalisasi kawasan akses menuju IKN (ibu kota negara) juga menjadi salah satu faktor pendorong kinerja investasi Kaltim,” katanya.

Menurutnya, selama 2020, kinerja investasi Kaltim tercatat kurang memuaskan setelah pada beberapa tahun sebelumnya mampu tumbuh tinggi. Perlambatan ekonomi global maupun nasional akibat merebaknya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak investor menahan niat untuk melakukan investasi. Baik pada level nasional maupun Kaltim seiring dengan menurunnya kegiatan lapangan usaha.

Selain itu, menurunnya kinerja investasi Kaltim juga bersumber dari terkendalanya pengerjaan banyak proyek strategis pemerintah, maupun swasta terutama di masa awal pandemi. Sehingga, kebanyakan investasi yang masuk pada 2020, kembali pada sektor yang sama seperti pertambangan yang aliran uangnya akan lebih lama dan tidak langsung dirasakan Kaltim.

“Perbaikan investasi tentunya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi agar mengarah pada posisi positif,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X