UKM Dituntut Jeli Lihat Peluang

- Kamis, 25 Maret 2021 | 11:12 WIB
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Bumi Etam untuk ikut berkontribusi pada program ekspor tahun ini.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Bumi Etam untuk ikut berkontribusi pada program ekspor tahun ini.

BALIKPAPAN- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Bumi Etam untuk ikut berkontribusi pada program ekspor tahun ini. Seperti diketahui, Kemenag memacu ekspor melalui lima strategi yang telah ditetapkan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mengatakan, pemerintah pusat memiliki lima program untuk menggenjot ekspor tahun ini, yakni memelihara pasar ekspor dan produk utama, fokus pada UKM berorientasi ekspor, melakukan penetrasi pasar non-tradisional, memanfaatkan perjanjian dagang, serta reformasi regulasi, khususnya turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja.

“Ekspor merupakan salah satu komponen produk domestik bruto (PDB) yang dapat mendorong pemulihan perekonomian nasional,” katanya saat menghadiri forum perangkat daerah sektor industri, perdagangan, dan UKM se-Kaltim melalui daring, Rabu (24/3).

Menurut Kasan, produk utama dan pasar utama ekspor baik di Indonesia atau di Kaltim harus terus dijaga karena memiliki kontribusi yang cukup besar. “Dari 10 negara utama tujuan ekspor memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total ekspor Indonesia. Sementara, dari 10 produk ekspor utama Indonesia memberikan kontribusi sebesar 60 persen dari total produk ekspor Indonesia,” terangnya.

Ia tidak menutupi jika kinerja ekspor selama pandemi menurun. Namun, dengan program yang dijalankan serta vaksinasi diharapkan bisa memacu ekspor dari Kaltim. Tujuan ekspor masih didominasi Tiongkok sebesar 29.93 persen, Amerika Serikat 18,92 persen, Jepang 12,88 persen, India 10,2 persen, dan Singapura 8,53 persen.

Produk unggulan yang di ekspor yakni lemak dan minyak hewan atau nabati, bahan bakar mineral mesin dan komponen besi dan baja, pakaian serta aksesori. “Kami juga sudah memetakan potensi tujuan ekspor yang bagus. Seperti di Asia Timur, tahun lalu ekspor di kawasan tersebut tumbuh 4 persen dengan potensi nilai ekspor mencapai USD 56,3 juta,” bebernya.

Di kawasan Afrika Timur juga tumbuh 8,09 persen dengan potensi mencapai USD 2,1 juta. “Pertumbuhan paling tinggi ada di kawasan Eropa Barat, tahun lalu tumbuh 17,07 persen dengan potensi nilai mencapai USD 26,3 juta,” jelasnya.

Terkait penetrasi pasar non-tradisional, perannya akan semakin besar di masa yang akan datang dengan kontribusi sekitar 71 persen dari ekonomi dunia dan 51 persennya berada di kawasan Asia. "Dengan memanfaatkan perjanjian dagang yang sudah dimiliki Indonesia, kota-kota besar di Asia dan Afrika akan memberi kontribusi besar masuknya produk-produk dari negara lain, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Untuk UKM berorientasi ekspor, ditambahkan Kasan, Kemendag memiliki program 1.500 UKM ekspor. Pada 2020, berdasarkan data Kemendag UKM ekspor Indonesia mencapai 83 persen atau sekitar 12 ribu dari eksportir nasional.

Kasan memberikan arahan agar daerah dapat beradaptasi dengan situasi dan kebijakan perdagangan dengan negara akreditasi agar dapat diantisipasi. “Diharapkan perwakilan perdagangan tetap melaksanakan tugasnya di luar negeri, namun tetap harus menyesuaikan dengan negara akreditasi masing-masing,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengatakan, ekspor UKM di Kaltim mencapai Rp 428,2 miliar pada 2020. Kegiatan ekspor UKM tersebut memanfaatkan fasilitas IPSKA (Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal) dengan jumlah sebanyak 15 UKM. “Patut diapresiasi, meski pandemi UKM kita masih tetap bisa menembus pasar ekspor,” katanya.

Ia menjelaskan commodity yang diekspor meliputi olahan kayu dengan negara tujuan Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, Jerman, Italia, Belanda, Islandia, Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Lidi nipah dan sawit dengan negara tujuan India. Minyak jelantah dikirim ke Belanda dan Malaysia. Udang dikirim ke Jepang, Inggris dan Taiwan, rumput laut ke Korea Selatan.

Selanjutnya, merica diekspor ke Singapura, Amerika, Afrika Selatan dan Islandia. Sedangkan fatty palm acid (asam lemak bebas) diminati pembeli dari Tiongkok. Selain itu pada 2020, Kaltim juga mengekspor produk-produk dari UKM industri kreatif dengan nilai total ekspor mencapai Rp 7,6 miliar. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X