BALIKPAPAN – Hampir semua pelaku usaha cukup terdampak di tengah pandemi. Termasuk sektor teknologi. Meski begitu, toko gadget masih prospektif. Head Store Andalas MT Haryono Balikpapan Erwin misalnya menyebut, tahun ini ada pertumbuhan lebih baik untuk bisnisnya dibanding tahun lalu. Penjualan saat awal tahun lalu sempat terkontraksi, akibat pembatasan sosial yang berlangsung.
Untungnya pada Juli 2020 saat tahun ajaran baru dimulai, permintaan cukup meningkat. Dampak sekolah daring amat berpengaruh. Tidak hanya smartphone, permintaan akan laptop juga tinggi. “Tapi, setelah kondisi itu berlalu, permintaan kembali berkurang. Ini fenomena klasik dan terjadi tiap tahunnya. Tidak hanya saat pandemi saja,” ujarnya.
Kondisi di awal tahun, lanjutnya, permintaan memang cenderung kurang. Dan grafiknya tiap tahun begitu. Akan meningkat lagi menjelang Lebaran. Secara umum, tahun lalu ia bisa menjual hingga 50 unit smartphone per hari. Pihaknya juga menerapkan sistem COD bagi beberapa konsumen, yang tidak mau ke toko. Dibanding waktu sebelum pandemi, ia bisa menjual 70 unit smartphone bahkan lebih.
"Dampaknya tidak terlalu terasa. Karena gadget sekarang bisa disebut kebutuhan. Baik komunikasi, maupun gaya hidup," jelasnya.
Dikatakan Erwin, jumlah penjualan per hari tersebut tidak terpengaruh oleh nilai barangnya. Hal ini, karena pelanggan banyak memanfaatkan leasing dan kartu kredit sebagai pilihan pembayaran.
Untuk terus bertahan, tokonya terus melakukan upaya menarik pelanggan dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan. Misalnya, promo di media sosial. Menggandeng akun publik, pihaknya pun kini lebih fokus pada penjualan melalui media sosial. (*/okt/ms/k15)