Embung Aji Raden Mangkrak dan Krisis Air Baku di Kota Balikpapan

- Selasa, 23 Maret 2021 | 09:48 WIB
Pembangunan Embung Aji Raden yang diharapkan menambah produksi air baku belum menunjukkan progres yang menggembirakan.
Pembangunan Embung Aji Raden yang diharapkan menambah produksi air baku belum menunjukkan progres yang menggembirakan.

Sebagai calon penyangga ibu kota negara baru, Balikpapan dihadapkan permasalahan pelik. Sudah bertahun, tapi tak kunjung beres. Yaitu, pemenuhan air baku.

 

DEFISIT air baku tampaknya masih menjadi masalah di Kota Balikpapan hingga beberapa waktu ke depan. Pasalnya, pembangunan Embung Aji Raden yang diharapkan menambah produksi air baku belum menunjukkan progres yang menggembirakan. Kendala utamanya pembebasan lahan. Embung Aji Raden di RT 16, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur.

Sejak dua tahun lalu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda telah merencanakan pembangunan tampungan air.

Sementara itu, Pemkot Balikpapan berkewajiban menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan embung berkapasitas 100 liter per detik itu. Luas lahan yang dibutuhkan adalah 57 hektare. Perinciannya, 8,23 hektare digunakan untuk area konstruksi dan 49 hektare untuk area genangan. Namun, Pemkot Balikpapan baru menyelesaikan pembebasan lahan terhadap areal konstruksi secara bertahap.

Pada 2017, lahan yang dibebaskan seluas 4,15 hektare. Kemudian, pada 2018 dan 2019 dibebaskan secara konsinyasi lahan seluas 4,08 hektare. Anggaran yang digelontorkan untuk pembebasan lahan tersebut adalah Rp 10,47 miliar. Tahun lalu, sempat dianggarkan sekitar Rp 8,5 miliar untuk pembebasan area genangan. Namun terkena refocusing anggaran penanganan pandemi Covid-19. Ujung-ujungnya, anggaran yang tersisa tidak dapat digunakan, karena masih ada permasalahan tumpang tindih lahan.

“Sejak dua tahun lalu, BWS sudah membangun tampungan baru. Yaitu Embung Aji Raden. Tetapi sampai saat ini, Pemkot Balikpapan belum menuntaskan proses pembebasan lahannya,” tutur Kepala BWS Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto kepada Kaltim Post, Senin (22/3). Mantan kepala BWS Maluku Utara (Malut) ini menerangkan, lanjutan pembangunan Embung Aji Raden berupa kegiatan finalisasi tubuh embung.

Di antaranya, merapikan permukaan tubuh embung, jaringan transmisi, rumah OP embung dan saluran pembuang. Harya mengatakan, anggaran yang akan dialokasikan untuk kegiatan tersebut pada tahun ini, menunggu pembebasan lahan dituntaskan Pemkot Balikpapan. “Jadi anggarannya belum ada. Menunggu penyelesaian lahan dulu. Untuk penyelesaian butuh 10 bulan,” kata Harya.

Menurut dia, jika pembebasan lahan kembali tertunda pada tahun ini, maka berdampak pada tertundanya penyelesaian Embung Aji Raden tersebut. Karena itu, pihaknya akan berusaha menyampaikan permasalahan ini kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menaungi BWS Kalimantan IV Samarinda. Termasuk, mengambil alih pembebasan lahan Embung Aji Raden yang sebelumnya menjadi kewajiban Pemkot Balikpapan. Karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.

“Akan kami infokan ke pembina kami (menteri PUPR). Karena alokasi anggaran belum tersedia. Dan embung tersebut tetap belum dapat berfungsi, jika lahan belum bebas semua,” terang dia. Tahun lalu, Pemkot Balikpapan sempat mengajukan pembaruan penetapan lokasi (penlok) Embung Aji Raden kepada gubernur Kaltim. Dari luasan awal 57 hektare menjadi 142 hektare. Tambahan sekitar 85 hektare itu, akan digunakan sebagai borrow area atau area yang akan digunakan untuk mengambil material bahan timbunan tubuh embung.

Pembaruan penlok tersebut sudah disetujui gubernur Kaltim pada 2020. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pengadaan Tanah Embung Aji Raden di Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (DPPR) Balikpapan Sutrisno mengatakan, untuk kegiatan pengadaan tanah embung tersebut, saat ini masih proses penilaian harga tanah atau appraisal. “Luas lahan yang diajukan penilaian, kurang lebih 21,3 hektare. Dan alokasi anggaran tahun 2021 sebesar Rp 13,4 miliar,” ujar dia singkat.

Dari data yang diperoleh Kaltim Post, tahun lalu PDAM Balikpapan hanya mampu melayani sekitar 79,8 persen dari total 781 ribu warga Balikpapan. Masih banyaknya warga yang belum menjadi pelanggan diduga karena air baku yang kurang. Dari keperluan air baku sekitar 1.900 liter per detik. Hingga tahun lalu, hanya tersedia 1.450 liter per detik. Artinya, masih kekurangan 450 liter per detik. Jumlah tampungan air di Balikpapan saat ini belum mencukupi. Bendungan Teritip dan Bendungan Manggar yang sudah dibangun belum mampu memenuhi keperluan air untuk keseluruhan warga Balikpapan.

Bendungan Manggar memiliki kapasitas 1.000 liter/detik dan Bendungan Teritip memiliki debit sebesar 180 liter/detik. Sementara itu, proyeksi keperluan air baku Balikpapan sampai 2039 sekitar 3.350 liter/detik. Selain dari Embung Aji Raden yang memiliki kapasitas 150 liter/detik, perencanaan ke depan, Kota Minyak akan mendapat tambahan persediaan air baku dari Bendungan Sepaku-Semoi. Yang saat ini dibangun di Penajam Paser Utara (PPU). Bendungan ini memiliki kapasitas produksi air baku sebesar 500 liter per detik. (kip/riz/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X