Setahun Covid-19 di Kaltim, Masih Tertatih Melawan Pandemi, Vaksinasi Harapan Terakhir

- Kamis, 18 Maret 2021 | 22:00 WIB
Tempat pemakaman khusus Covid-19 di Kilometer 15, Balikpapan.
Tempat pemakaman khusus Covid-19 di Kilometer 15, Balikpapan.

Fenomena alami herd immunity diyakini telah terjadi di masyarakat. Itu melihat grafik kasus penularan Covid-19 yang mulai menurun dan terkendali satu bulan terakhir.

 

RABU (18/3) malam setahun lalu, latar Kantor Gubernur Kaltim disesaki para awak media. Para pejabat Dinas Kesehatan Kaltim dan Samarinda, gubernur, dan wali Kota Samarinda, berkumpul di depan para awak media. Malam itu, mereka mengumumkan satu kasus positif Covid-19. Satu kasus pertama, jadi awal status kejadian luar biasa (KLB) di Kaltim. Yang bahkan setahun kemudian, kondisinya tak mereda. Hingga kemarin, 60.540 orang dinyatakan terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19.

Dari angka itu, 1.425 orang meninggal. Awal pandemi, jadi momen terberat. Kasus terus bertambah, sementara pemerintah masih kebingungan. Rumah sakit kelimpungan. Kaltim harus menunggu hasil tes usap polymerase chain reaction lebih dari seminggu. Karena harus dikirim ke Jakarta atau Surabaya. Di sisi lain, alat pelindung diri (APD) para tenaga kesehatan belum mencukupi. APD yang ada merupakan sisa dari APD saat flu burung merebak. Bahkan RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda terpaksa memproduksi sendiri APD.

"Soal APD, masker masih ada kalau habis pakai bikin sendiri. Jahit, bikin sendiri. Kayak zaman dahulu masker itu dari kain," kata Direktur Utama RSUD AWS

David H Masjhoer yang saat itu masih berstatus pelaksana tugas. Termasuk untuk baju hazmat diganti dengan jas operasi yang kedap air. Bahkan, beberapa tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit di Samarinda sempat menggunakan jas hujan yang terbuat dari plastik.

Setelah itu, tak sedikit lembaga dan perusahaan berlomba-lomba memberikan bantuan APD bagi para tenaga kesehatan. Saat itu kasus penularan virus corona di Kaltim umumnya terjadi karena pasien tertular dari luar kota. Lalu, klaster besar terjadi. Ada pertemuan keagamaan di Gowa, Sulawesi Selatan, pada pertengahan Maret 2020. Seribuan orang di Kaltim disebut ikut dalam pertemuan ini. Hingga klaster ini menyumbang kasus positif paling banyak. Klaster ini turut menyumbang kasus kematian pertama Covid-19 di Kaltim pada 29 Maret 2020.

Pasien meninggal pertama ini sebelumnya disebut BPN 10. Awal pandemi, klaster ini jadi penyumbang kasus paling banyak. Seperti pada awal Mei 2020, ada 154 orang positif, dan seratus di antaranya berasal dari klaster Gowa. Pemerintah pun menyiapkan rumah sakit darurat atau rumah isolasi untuk merawat masyarakat yang positif. Sempat tertatih karena pemeriksaan tidak real time, jelang akhir Mei 2020, Kaltim sudah bisa memeriksa sampel swab sendiri. Alat PCR RSUD AWS dan RS Pertamina Balikpapan sudah dioperasikan sejak 20-21 Mei 2020.

Sedangkan, sepekan sebelumnya, RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan sudah bisa memeriksa sampel swab dengan alat tes cepat molekuler (TCM). Lalu, awal Juni 2020, Pemprov Kaltim juga sudah membuka laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) untuk menunjang proses pemeriksaan. Keperluan penanganan Covid-19 pun perlahan lancar. APD ada, test juga bisa segera dilakukan. Namun, ternyata kasus makin banyak. Pertengahan Juli, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dinyatakan positif. Pada 23 Juli 2020, pasien positif Kaltim tembus seribu orang.

Bahkan, akhir Juli 2020, stok reagent yang merupakan komponen penting untuk PCR sempat habis. Lalu, kematian tenaga kesehatan terjadi. Pada 19 Agustus 2020, dokter Sriyono meninggal. Selain dokter, dia adalah pelaksana tugas kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Balikpapan. Banyak masyarakat yang terinfeksi dan tak sedikit yang meninggal dunia. Tak pandang bulu virus ini menginfeksi. Pada 9 September 2020, Bupati Berau Muharram kala itu, dinyatakan positif Covid-19. Namun, perjuangan Muharram melawan virus terhenti pada 22 September 2020.

Lelaki yang saat itu mencalonkan diri lagi sebagai bupati Berau, harus mengembuskan napas terakhirnya. Pun begitu dengan calon wali kota Bontang, Adi Darma meninggal saat menjalani perawatan Covid-19 pada 1 Oktober. Masyarakat pada akhirnya berkompromi dengan keadaan. Mencari jalan tengah agar roda tetap berputar dan kesehatan tetap terjaga. Masyarakat bisa beraktivitas dengan protokol kesehatan. Mal, restoran, kafe, dan hotel sebagai sektor yang cukup terdampak, pelan-pelan menyesuaikan diri.

Pilkada pun tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Masyarakat diwajibkan memakai masker ke mana pun. Tak boleh berkerumun dan harus jaga jarak. Pertemuan virtual juga jadi hal biasa. Kondisi yang tak banyak berubah hingga awal 2021. Ketika vaksinasi tahap pertama dimulai. Sepuluh pejabat jadi yang pertama menerima vaksin. Di Kaltim, Wakil Ketua DPRD Kaltim M Samsun jadi orang pertama divaksin. Sedianya Sekretaris Provinsi Kaltim M Sa'bani yang mestinya jadi orang pertama disuntik. Sebab, Gubernur Isran Noor tak bisa divaksin karena usianya 63 tahun.

Memasuki Februari, vaksin diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan yang ada di Kaltim. Lalu vaksinasi tahap kedua dilakukan untuk pelayan publik, sejak Maret 2021. Di tahap ini, gubernur dan wakil gubernur Kaltim divaksin. Sebab, mereka sudah diperbolehkan. Di sisi lain, setahun pandemi ini kondisi masyarakat tidak seperti awal. Dahulu, di awal kasus Covid-19, stigma begitu kuat bagi para pengidap Covid-19. Bagi dokter yang mengabdi sejak awal pandemi seperti Stevie Alexia Grean Tekwan, dahulu penyakit ini memang seperti momok dan begitu dikucilkan. Jadi, pasien banyak yang mendapat tekanan psikis.

"Kalau sekarang, tidak begitu tertekan. Meskipun masih ada juga yang merasa stres. Sekarang sudah lebih baik," kisah dokter di Rumah Karantina Bapelkes Samarinda tersebut. Kini pemerintah tengah berfokus melakukan vaksinasi. Sembari terus mengimbau masyarakat untuk terus melakukan protokol kesehatan. "Vaksinasi terus kita upayakan. Tahap 2 ini vaksin juga terus berjalan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padillah Mante Runa. Dia melanjutkan, awal pandemi, ruang isolasi yang tersedia hanya berkisar seratusan dan hanya ada di rumah sakit tertentu. Namun, sekarang ada 1.841 ruang isolasi tersedia di seluruh Kaltim. Hingga kemarin, telah terpakai 716 ruangan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X