Peredaran Uang di Kaltim Naik

- Selasa, 16 Maret 2021 | 11:27 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SAMARINDA – Peredaran uang kartal di wilayah Kaltim meningkat pada triwulan akhir 2020. Bank Indonesia (BI) Kaltim mencatat aliran uang kartal dalam posisi net outflow, didorong meningkatnya kebutuhan untuk libur Natal dan tahun baru. Secara nominal, nilai uang kartal yang diedarkan BI (outflow) sebesar Rp 5,38 triliun, atau meningkat sebesar 2,02 persen (year on year/yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, pada pengujung tahun lalu uang kartal yang diedarkan meningkat, sedangkan aliran uang masuk mengalami penurunan. Nilai uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) hanya Rp 1,72 triliun atau menurun 30,96 persen (yoy).

“Sehingga pada triwulan IV 2020 transaksi tunai di Kaltim berada pada posisi net outflow sebesar Rp 3,7 triliun, atau meningkat dari triwulan sebelumnya, yaitu Rp 253 miliar,” ujarnya, Senin (15/3).

Tutuk menjelaskan, peningkatan net outflow ini sejalan dengan membaiknya harga komoditas terutama batu bara dan crude palm oil (CPO). Selain itu, meningkatnya kebutuhan belanja masyarakat di akhir tahun dalam menyambut Natal dan tahun baru juga mendorong outflow uang kartal. Secara spasial, outflow terbesar bersumber dari wilayah kerja KPw BI Kaltim sebesar Rp 3,78 triliun dan BI Balikpapan sebesar Rp 1,60 triliun.

Pada triwulan IV 2020, KPw BI mengalami peningkatan net outflow Rp 2,22 triliun, sementara Bank Indonesia Balikpapan mengalami net outflow sebesar Rp 1,43 triliun. “Untuk mendukung net outflow di Kaltim, penyediaan uang rupiah layak edar (ULE) kepada masyarakat di seluruh wilayah Kaltim juga meningkat,” katanya.

Bank Indonesia berupaya memastikan kebutuhan uang tunai masyarakat, di wilayah Kaltim melalui optimalisasi kegiatan kas titipan pada empat kas titipan yang berlokasi di Sangatta (Kutai Timur), Tanjung Redeb (Berau), Sendawar (Kutai Barat) dan Tana Paser (Paser).

Adapun jumlah nominal dropping ULE kepada empat kas titipan di Kaltim tercatat sebesar Rp 1,42 triliun, meningkat dari dropping triwulan sebelumnya sebesar Rp 1,14 triliun. “Hal ini sejalan dengan posisi net outflow Kaltim pada triwulan IV 2020 serta meningkatnya kebutuhan uang tunai,” jelasnya.

Sedangkan untuk uang tidak layak edar (UTLE) tercatat sebesar Rp 125,29 miliar, atau tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan inflow UTLE pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 46,22 miliar. Sementara itu, jumlah UTLE yang dimusnahkan mengalami penurunan.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai otoritas peredaran uang dan pengelolaan uang kartal, Bank Indonesia juga senantiasa memelihara kualitas uang kartal yang beredar di masyarakat, melalui kebijakan clean money policy (CMP) terlebih pada masa pandemi seperti ini.

Kebijakan CMP ini di antaranya dilakukan melalui kegiatan pemusnahan UTLE secara rutin. Nominal penarikan UTLE adalah sebesar Rp 481 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp 644 miliar. Di samping itu, rasio UTLE terhadap inflow pada triwulan IV 2020 juga meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 23 persen menjadi 28 persen.

“Kenaikan rasio tersebut terjadi karena nominal inflow pada triwulan IV lebih rendah dari sebelumnya. Sehingga, walau terjadi penurunan nominal UTLE tetapi rasio UTLE terhadap inflow tetap meningkat,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X