Tiap Tahun Perlu Anggaran Operasional Rp 19 M

- Selasa, 16 Maret 2021 | 11:21 WIB
Selama pandemi kunjungan di KWPLH turun hingga 71 persen. Donasi yang dikumpulkan pun berkurang 50 persen. Defisit? Begini kata pihak Pro Natura selaku pengelola.
Selama pandemi kunjungan di KWPLH turun hingga 71 persen. Donasi yang dikumpulkan pun berkurang 50 persen. Defisit? Begini kata pihak Pro Natura selaku pengelola.

Selama pandemi kunjungan di KWPLH turun hingga 71 persen. Donasi yang dikumpulkan pun berkurang 50 persen. Defisit? Begini kata pihak Pro Natura selaku pengelola.

 

Kebutuhan anggaran operasional KWPLH dalam setahun tidaklah sedikit. Setidaknya butuh Rp 1,9 miliar. Tanpa menerapkan tiket masuk, KWPLH begitu bergantung pada pemasukan dana tidak terikat/donasi sukarela. Kebanyakan donasi berasal dari luar negeri, seperti Swiss maupun Belanda. Dari dalam negeri, sejumlah perusahaan pun memberikan donasi bagi KWPLH meski tidak berkelanjutan.

Ketika pandemi belum terjadi, KWPLH dibuka untuk umum dari pukul 08.00-17.00 Wita. Pihak pengelola kini menyesuaikan aturan pemerintah. Selama pandemi jam kunjungan dibagi dua sesi, pagi hari pukul 09.00-11.00 Wita, lalu dibuka lagi pukul 14.00-16.00 Wita. Banyak orang belum mengetahui KWPLH telah kembali dibuka, sebab pengelola belum mengumumkan guna menghindari kerumunan.

Catatan tahun sebelumnya, jumlah pengunjung menurun hingga 71 persen. Biasanya pada akhir pekan/weekend kunjungan mencapai 300-500 orang. Mengikuti peraturan pemerintah, kapasitas pengunjung sementara waktu hanya diperbolehkan 50 persen. Atau hanya sekitar 150 orang datang berkunjung setiap minggunya sekarang. Adapun di weekday, hanya 5-10 orang. Tidak tentu. Semenjak dibuka, warga negara asing yang datang berkunjung tercatat baru satu orang.

Berkaca dari tahun 2020, pengelola mengalami kekurangan hingga Rp 500 juta.

“Melihat tahun 2022, memprediksinya agak sulit jika tidak ada komitmen dana yang pasti. Kecuali Dinas Kehutanan atau KPHL bisa mengambil alih. Kalau semisalnya Pro Natura tidak lanjut (mengelola). Kebutuhan KWPLH tidak sedikit, kalau dari donasi saja tidak cukup, harus ada keterlibatan dari perusahaan dan pemerintah,” ujar Uvang Permana, sekretaris eksekutif Yayasan Pro Natura.

Biaya operasional berupa listrik, air dan maintenance cukup besar. Dan lagi kebutuhan pakan bagi enam ekor beruang madu di KWPH dalam setahun menghabiskan Rp 300 juta lebih. Selain buah-buahan, beruang madu diberikan enrichment seperti madu, obat, vitamin dan vaksin. Setiap bulan pengelola harus pula mengeluarkan Rp 77 juta untuk menggaji 22 karyawan. Belum termasuk biaya BPJS. Wacana restruktur dan mengurangi jam kerja sempat ada. Tetapi, pihak pengelola masih tidak tega dan tetap mempertahankan jumlah pekerja.

“Kalau dipangkas lagi jumlah pekerja kami akan kewalahan. Mengingat luas KWPLH mencapai 9,5 hektare, termasuk 1,3 hektare enklosur beruang madu,” sebutnya.

Hingga Maret ini, Uvang mengatakan baru satu perusahaan saja yang memberikan bantuan. Itu menjadi warning, pada 2022, KWPLH kemungkinan menghadapi kesulitan jika di pertengahan tahun belum mendapatkan donatur. Guna menekan cost, KWPLH juga mulai mencoba membudidayakan madu kelut sendiri.

Sebagai mitra Dinas Kehutanan dan KPHL, Pro Natura menyediakan bantuan keberlangsungan beruang madu serta berbagi program pendidikan lingkungan hidup. Yayasan Pro Natura berdiri pada Maret 2013 lalu, didirikan oleh Gabriella Fredriksson. Selaku pihak ketiga, Pro Natura menjadi penanggungjawab KWPLH. Perjanjian kerjasama antara pemerintah dengan Pro Natura berlangsung selama 5 tahun, sejak 2017 dan akan berakhir di Desember 2021 nanti.

“Jelas kami akan diskusi kembali dengan pihak provinsi, bagaimana mencari solusi dan bisa berbagi peran, mana yang bisa dibiayai dinas dan mana yang bisa kami (Pro Natura) support,” tutupnya. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X