Memori Televisi Rp 800 Ribu

- Senin, 15 Maret 2021 | 10:06 WIB
Ahdi Naparin dengan koleksinya.
Ahdi Naparin dengan koleksinya.

MEMUTUSKAN untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi di Jogjakarta membuat hidup Ahdi Naparin berbalik 180 derajat. Dia malah tertarik dengan benda-benda lama. Lingkungan Kota Pelajar pada 1999 membuatnya jatuh cinta dengan barang jadul.

“Akhirnya saya beli sepeda ontel, merek Norman Ashford England. Dan ke mana-mana bahkan ke kampus saya pakai sepeda ini. Semenjak itu mulai makin tertarik dengan benda jadul. Saya ini bukan kolektor, cuma penikmat saja,” jelas Ahdi.

Kembali ke Samarinda pada 2004, dia mulai membongkar gudang dan berburu “harta karun”. Mencari benda-benda peninggalan orangtua. Televisi merek Sharp Linytron. Ukurannya besar, mirip lemari dengan empat kaki meja.

“Ini bapak beli waktu saya berumur 3 tahun, sekitar 1983 berarti. Nah lucunya, kenapa bapak beli ini, jadi kalau maling angkat enggak bisa. Ini kan besar, luar biasa berat juga,” kenangnya lalu tertawa.

Bapak bercerita jika alat elektronik itu dibeli seharga Rp 800 ribu. Ahdi ingat benar, ketika dia kecil dulu pasokan listrik di kampungnya tidak full 24 jam. Hanya menyala sejak jam 6 sore hingga 12 malam. Tidak semua warga memiliki fasilitas televisi. Sehingga, rumahnya kerap disambangi tetangga sekitar untuk menonton tayangan kala itu.

Nah, ada pula jam dinding bandul yang dibeli orangtua Ahdi seharga Rp 40 ribu. Hingga kini masih berfungsi. Setiap jarum pendek tepat menunjuk angka maka jam berdentang sebanyak waktu yang ditunjuk.

“Saya jadi ingat, dulu ini kan suara jamnya nyaring. Misal jam 7 malam, bunyi 7 kali. Tetangga itu pada ke rumah, nonton piala dunia, tinju, kadang acara musik dangdut. Ini jam juga jadi penanda waktu tetangga sekitar,” ungkap pria kelahiran 1980 itu.

Mengaku sebagai penikmat benda jadul, disebutkan jika Ahdi tak punya target misal ingin mengoleksi benda lama apa lagi. Sejauh ini, koleksinya lebih kepada benda yang mengingatkan momen masa lalunya.

Beberapa teman ada yang menawarinya untuk membeli koleksi uang lama. Namun, Ahdi menolak. Sebab, menurutnya dia kurang memiliki kenangan. Sekali lagi dia menekankan, dia hanya penikmat. Benda-benda yang memang erat kaitannya dengan perjalanan hidupnya dulu.

Seperti setrika arang. Dia mencari betul barang itu. Akhirnya dia temukan lewat Facebook, membeli dari Jawa. “Meski yang datang ternyata bukan yang saya mau, saya maunya yang setrika ayam jago agak besar. Tapi ini agak kecil, tapi ya enggak masalah,” sebutnya.

“Seperti mesin tik, ini punya istri. Saya ketemu di rumah mertua dan saya bawa kemari. Terus juga berbagai handphone, sejak zaman saya kuliah sampai menghubungi istri waktu masih belum menikah. Ini semua bekas pemakaian kami, ada sejarah dan kisahnya,” paparnya.

Seiring waktu, sang istri Fitria Agustina ingin sepeda ontel juga. Kini sepeda mereka sepasang. Sering dipakai gowes keliling kota. Ditatap puluhan pasang mata saat mengayuh sepeda sudah biasa.

Ahdi menyebut, jika dia tak ingin gabung komunitas. Mengoleksi benda jadul juga mengalir begitu saja. Tak banyak orang yang tahu dengan hobinya itu. Sebab, dia tak ingin menjadikannya bisnis.

Memang tak dimungkiri, beberapa koleksinya sempat dilirik orang. Ditukar sejumlah uang, yang tentunya lebih tinggi dibanding saat membeli pertama kali. Berkali-kali lipat. “Sempat punya sepeda dan dibeli orang. Tapi, kok saya kurang sreg gitu ketika jual-beli. Saya benar-benar melepas barang itu ya ketika saya tahu maksudnya buat apa. Ada saya jual sepeda ontel koleksi ke sekolah alam untuk edukasi,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maudy Ayunda Debut sebagai Produser Film KHD

Selasa, 7 Mei 2024 | 16:00 WIB

Rizky Febian-Mahalini Nikah Secara Islam

Senin, 6 Mei 2024 | 21:11 WIB

Sarwendah Menggugat Cerai Ruben Onsu?

Sabtu, 4 Mei 2024 | 09:17 WIB

Hikmah setelah Umrah Bareng

Kamis, 2 Mei 2024 | 10:55 WIB

Dewa 19 siap mengguncang Balikpapan, Minggu Ini

Sabtu, 27 April 2024 | 08:18 WIB
X