Bahaya Glaukoma, Komplikasi yang Juga Dialami Pasien Diabetes

- Sabtu, 13 Maret 2021 | 12:43 WIB
Ilustrasi mata terindikasi terkena glaukoma ( Snead Eye Group)
Ilustrasi mata terindikasi terkena glaukoma ( Snead Eye Group)

Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, sakit kepala. Salah satu penyakit yang seringkali dihubungkan dengan gejala ini adalah pasien diabetes.

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia maupun di Indonesia. Kebutaan akibat glaukoma bersifat permanen.

“Untuk memeriksa penyakit ini, mereka yang berusia di atas 40 tahun harus memeriksakan matanya setiap enam bulan. Pada tahap awal, orang tersebut mulai kehilangan penglihatan dari sudut mata yang mengarah ke tengah. Karena dimulai dengan gejala ringan, orang cenderung mengabaikannya,” kata dokter mata dari India dr. Purnima Biswal, dalam laman Orissa Post.

Menurutnya, mereka yang berusia di atas 40 tahun masuk kelompok berisiko. Lalu mereka yang memiliki riwayat keluarga glaukoma, dan diabetes, dan orang-orang dengan kelainan refraksi dan mereka yang mengonsumsi obat steroid, obat tetes mata, pil, inhaler, dan krim kulit dianggap juga sebagai populasi berisiko.

Dokter Spesialis Mata dr. Nyoman Yenny Khristiawati dari Siloam Hospitals Denpasar mengatakan karena sering tidak bergejala, calon penderita glaukoma kerap tidak menyadarinya. Dan tak hanya diabetes, penderita hipertensi juga berisiko mengalami komplikasi ini.

“Karenanya harus diwaspadai bila memiliki riwayat diabetes, hipertensi atau secara umum kerap merasakan sakit kepala dan atau rutin menggunakan obat tetes mata tertentu yang mengandung steroid. Segera deteksi dini karena glaukoma bersifat permanen,” tutur dr. Nyoman Yenny Khristiawati dalam edukasi webinar kesehatan World Glaukoma Week baru-baru ini.

Menurut dr. Yenny, glaukoma mengakibatkan kualitas hidup penderita mengalami gangguan penglihatan dan akan adanya pengobatan yang intensif dan periodik. Yenny menjelaskan, penyakit Glaukoma memiliki dua jenis yaitu primer dan sekunder.

“Yang membedakan antara keduanya adalah penyebab dari mata tersebut,” kata Yenny.

Pada jenis yang primer, penyebabnya tidak diketahui, namun faktor genetik memiliki peran didalamnya. Sementara glaukoma sekunder penyebabnya karena efek samping obat-obatan atau akibat trauma dan penyakit lainnya.

Glaukoma Tipe Sudut Terbuka dan Tipe Sudut Tertutup

Glaukoma Sudut Terbuka umumnya menyebabkan kejadian yang kronis dan tanpa gejala, sehingga tanpa disadari penglihatan akan semakin berkurang dan berdampak pada buruknya visualisasi mata. “Contohnya, saat berjalan, kerap penderita akan menabrak benda yang berada disisi samping,” sebut Yenny.

Glaukoma Sudut Tertutup biasanya mendadak. Gejala yang dialami umumnya merasakan sakit dan mata merah, penglihatan buram, melihat halo (seperti bias cahaya lampu), nyeri kepala, mual dan muntah.

“Namun dalam beberapa kasus ada yang mengalami penglihatan yang hilang secara tiba-tiba,” ungkap dr. Yenny.

Glaukoma Sudut Terbuka masih dapat diatasi melalui konsumsi obat-obatan, namun jika tidak terkontrol baik harus dilakukan pembedahan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X