Perempuan dan Isra Mikraj

- Sabtu, 13 Maret 2021 | 10:38 WIB

Bambang Iswanto

Dosen Institut Agama Islam Negeri Samarinda

 

 

ADA benang merah antara peristiwa Isra Mikraj Rasulullah dengan memuliakan perempuan. Terdapat banyak riwayat yang memaparkan cerita tentang perempuan dalam perjalanan tersebut. Perempuan mendapat porsi khusus yang menempatkannya sebagai bagian penting dalam peristiwa agung tersebut.

Latar belakang Isra Mikraj juga tidak bisa dilepaskan dari “Amul Hazn” (tahun kesedihan), yang di dalamnya terdapat rentetan episode kelam yang menimpa Rasul. Dari embargo dan isolasi ekonomi oleh kaum Quraisy yang meluluhlantakan sendi perekonomian Rasul dan pengikutnya, bersandingan dengan wafatnya dua orang tercinta Rasul yaitu pamannya Abu Thalib dan sang istri Siti Khadijah RA.

Keduanya sangat berjasa dalam perjalanan berat misi kerasulan, dan tidak segan berkorban tenaga dan harta. Bahkan mempertaruhkan keselamatan jiwa untuk membela rasul dan agamanya.

Salah seorang yang sering disebut dalam tinta emas sejarah perjuangan Rasulullah adalah istri beliau sendiri. Seorang perempuan yang mampu membuat Rasul merasa sangat sedih dan kehilangan. Siti Khadijah perempuan pertama yang membenarkan risalah Islam dan masuk daftar “As-Sabiqunal Awwalun”, orang-orang khusus yang pertama kali masuk Islam.

Banyak riwayat yang menggambarkan betapa cintanya Rasul dengan Siti Khadijah. Seorang sahabat yang bernama Khaulah pernah memberanikan diri menanyakan langsung tentang kondisi Rasul yang resah sepeninggal Khadijah.

Rasul membenarkan memang resah dan menyebut Khadijah adalah ibu semua keluarga. Selama Khadijah hidup, Rasul tidak pernah menikah dengan perempuan lain, sebagai bukti kecintaannya.

Allah sangat menghargai Khadijah. Tidak banyak orang dibahas secara khusus di Al-Qur’an. Nama Siti Khadijah dimasukkan Al-Qur’an karena kebaikannya. Dalam QS Al-Waqiah Ayat 27 dan QS Yunus Ayat 2 menjelaskan tentang perempuan-perempuan yang menjadi penghuni surga. Khadijah masuk golongan pertama. Pada ayat lain, QS Al-Ahzab Ayat 6 sering ditafsirkan dengan “Ummahatul Mukmin” (ibunya para muslimat).

Ayat-ayat di atas menunjukkan Allah memuliakan dan menghargai perempuan utamanya Siti Khadijah.

Sebagian ulama memaknai peristiwa Isra Mikraj sebagai hiburan atas kesedihan yang menimpa Rasul. Di antaranya karena wafatnya Siti Khadijah. Rasulullah dihibur dengan sebuah perjalanan (Isra’) yang hanya dialami oleh satu manusia pilihan. Sebuah perjalanan istimewa penuh hikmah yang mampu mengembalikan semangat dalam mengemban misi kerasulan yang ke depannya lebih berat.

Allah mengisramikrajkan Rasul, salah satunya dilatarbelakangi oleh kesedihan Rasul karena wafatnya Khadijah. Dapat pula dijadikan bukti, bahwa perempuan mendapat posisi yang mulia di hadapan Allah dan Rasul.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X