TANJUNG REDEB – Proyek pengerjaan jaringan air bersih masuk multiyears contract (MYC) sejak 2019. Pembangunan ini dianggarkan Rp 80 miliar dan ditarget selesai pada 2021.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Berau Agus Wahyudi menuturkan, meski ada dua MYC yang tertunda, pembangunan stadion mini dengan anggaran Rp 50 miliar dan pembangunan jaringan air bersih tetap berjalan.
Untuk MYC yang tertunda, yakni pembangunan rumah sakti tipe B dan turap Jalan Yos Sudarso, “Untuk MYC air bersih perkotaan tetap jalan,” katanya (7/3).
Tutur dia, memang ada kendala yang dihadapi, yakni, belum kelar MYC dalam setahun, tapi perkembangan permukiman sudah bertambah, sehingga harus beberapa kali dilakukan revisi. Dan pengerjaan kembali tertunda. “Untuk yang di MYC ya di jaringan. Kalau masalah sambungan ke PDAM,” bebernya.
Pemasangan jaringan ini menyasar permukiman padat penduduk, mengingat saat ini klasifikasi sambungan dari PDAM masih di bawah 15 ribu sambungan. Dia menyebut, klasifikasi PDAM Berau seharusnya 30 ribu plus satu sambungan.
“Saya pikir setelah MYC ini selesai, teman-teman PDAM bisa memenuhi daftar tunggu. Saat ini sudah 20 ribu lebih sambungan. Tidak banyak lagi untuk mencapai target,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebenarnya pada 2020 lalu, Berau mendapat dana hibah dari pusat sebesar Rp 5,9 miliar untuk pemasangan sambungan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pada tahun ini anggaran hibah yang didapat untuk MBR hanya Rp 2,8 miliar. Hal ini, menurut Agus Wahyudi, karena hasil klasifikasi pusat, ada beberapa sambungan yang tidak sesuai keinginan mereka.
“Salah satu contoh, saat keran dibuka, air tidak ngalir, sekalinya persoalan alirannya itu bergiliran, itu masalahnya. Dari 1.300 lebih, hanya 700 sekian yang mereka (pusat, Red) terima,” tuturnya. (hmd/kpg/kri/k16)