IHSG Tertekan, Minat Investor Masih Tinggi

- Sabtu, 6 Maret 2021 | 11:00 WIB
MELEK INVESTASI: Investor saham di Kaltim diprediksi tumbuh dua digit tahun ini, melanjutkan tren apik tahun lalu yang berhasil tumbuh 35 persen.
MELEK INVESTASI: Investor saham di Kaltim diprediksi tumbuh dua digit tahun ini, melanjutkan tren apik tahun lalu yang berhasil tumbuh 35 persen.

BALIKPAPAN–Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren melemah beberapa pekan lalu tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berinvestasi. Tahun ini, jumlah investor saham diprediksi akan tetap tumbuh.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Balikpapan Dinda Ayu Amalia mengatakan, meningkatnya emiten dan investor di pasar modal menjadi salah satu indikator semakin banyak masyarakat yang memahami pasar modal. “Hal ini juga didukung perkembangan teknologi, di mana banyak informasi tentang pasar modal bisa diperoleh masyarakat,” katanya, Jumat (5/3).

Pihaknya juga tidak berhenti melakukan sosialisasi. Selama pandemi, BEI terus melakukan edukasi melalui daring. Mereka juga memperlebar target edukasi pasar modal kepada para pelajar dan mahasiswa. “Tahun lalu pertumbuhan investor sebesar 35 persen. Tren tersebut meningkat tiap tahunnya. Tahun ini kami prediksi bisa tumbuh dua digit lagi,” bebernya.

Untuk diketahui, pada perdagangan terakhir pekan ini, IHSG kembali melemah. Gerak indeks melanjutkan pelemahan yang terjadi sehari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup anjlok 0,51 persen ke level 6.258.

Data RTI Infokom menunjukkan investor melakukan transaksi sebesar Rp 16,67 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,28 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp 956,7 miliar. Pada penutupan kemarin, 306 saham menguat, 187 terkoreksi, dan 133 lainnya stagnan. Terpantau, sepuluh dari sebelas indeks sektoral melemah, dipimpin oleh sektor industri dasar sebesar 2,02 persen.

Meski kerap melemah, minat untuk investor tak padam. Apalagi, kondisi saat ini, masyarakat banyak yang memilih investasi. Pasar modal dinilai jadi opsi. Di Kaltim sendiri, sejumlah kampus telah memiliki komunitas khusus peminat pasar modal, yakni melalui Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM). Dengan merangkul lebih banyak komunitas dan menyelenggarakan kelas-kelas daring, diharapkan masyarakat semakin terbuka dengan instrumen investasi ini.

Dari data BEI, dari sisi demand, jumlah investor yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga mengalami peningkatan yang baik pada masa pandemi. Investor semakin bergerak pada usia lebih muda. Data September 2020, menunjukkan usia di bawah 30 tahun berjumlah 47,57 persen. Sedangkan 31–40 tahun sebanyak 24,5 persen.

Selain mengikuti kebijakan pusat, BEI di daerah mulai mengadakan kegiatan ataupun operasional kegiatan yang dilakukan dengan mengadopsi teknologi digital dalam pelaksanaannya. “Generasi milenial ini potensinya cukup besar. Apalagi anak-anak mahasiswa antusiasnya tinggi. Sekarang modal Rp 100 ribu saja sudah bisa investasi di pasar modal,” tutupnya. (aji/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X