Lokasi perpustakaan daerah cukup jauh. Jaraknya 10 kilometer dari kota. Transportasi umum juga tak tersedia.
SANGATTA – Rendahanya minat baca masyarakat membuat perpustakaan daerah Kutim terlihat sepi pengunjung. Kondisi ini diperparah dengan jauhnya lokasi dan akses jalan yang buruk, sehingga warga makin ogah datang ke perpustakaan.
Seperti dikeluhkan Rachma Putri. Mahasiswi berhijab ini meminta pemerintah membangun perpustakaan di kawasan kota, sehingga mudah dijangkau. “Yang ada sekarang sangat jauh, sekitar 10 kilometer dari Sangatta Utara. Apalagi tidak ada transportasi umum ke sana. Padahal penting juga untuk cari bahan skripsi,” terangnya.
Dia mencontohkan Balikpapan dan Bontang memiliki perpustakaan yang efektif. Tidak hanya lokasinya di tengah kota, tapi tempatnya juga nyaman. "Saya pernah datang ke perpus Balikpapan, tempatnya nyaman dan bersih. Banyak juga pilihan bukunya. Selain itu, tempatnya dekat kota, jadi bisa naik angkot. Kalau di Sangatta ini serba susah," imbuhnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kutim, Suriansyah mengatakan, pihaknya telah mengajukan perbaikan jalan menuju gedung perpustakaan. Hanya, hal itu belum diterima, sehingga akses itu masih rusak dan sulit dikunjungi terutama saat musim hujan.
"Itulah salah satu alasan perpustakaan sepi. Mungkin karena jalannya jelek, kasihan orang bisa jatuh," ungkap dia.
Tidak hanya itu, dirinya berharap ada pembangunan aula dan pembaruan buku. Diketahui, buku-buku di perpus ini tak pernah diganti selama empat tahun terakhir. Padahal anggaran yang diperlukan hanya sekira Rp 50 juta–Rp 100 juta.
"Kami butuh buku baru supaya bisa menarik minat pengunjung. Selain itu, kalau bisa dibangun aula, karena sulit jika ada kunjungan belajar, kami tak punya tempat," harap dia.
Namun, jika akses itu tak kunjung diperbaiki, dirinya akan mencari alternatif lain supaya angka pengunjung lebih meningkat. Salah satunya dengan gagasan buku digital.
"Untuk menarik minat baca masyarakat, kami akan menyajikan buku digital. Pengunjung bisa langsung login akun dengan aplikasi yang terdaftar di kami. Saat ini kami masih mengumpulkan judul bukunya terlebih dahulu," tuturnya.
Dia menerangkan, anggaran yang dialokasikan merupakan DAK dan diperuntukkan bagi seribu judul buku yang akan dirangkap dua. Serta buku digital ditargetkan bisa diaplikasikan pada 2021 ini.
"Kami berupaya supaya DAK dengan nominal Rp 200 juta bisa masuk untuk buku digital, semoga tahun ini terlaksana," kata dia. (*/la/ind/k16)